Vets for a Better Life
Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies
Saturday, 27 April 2024

Partisipasi dalam Mini Seminar: “Gangguan Saluran Kemih”

Rabu, 18 Februari 2015

This post is also available in: English

Oleh: Erianto Nugroho

 Pada tanggal 18 Februari 2015, Perhimpunan Dokter Hewan (PDHI) Cabang Jawa Barat II bekerjasama dengan PT Royal Canin menyelenggarakan mini seminar dengan tema gangguan saluran kemih pada hewan kecil seperti anjing dan kucing bertempat di Restoran Gumati, Bogor dengan pembicara Drh. Neno dari PT Royal Canin. Jumlah peserta yang hadir pada acara tersebut berjumlah 35 orang dokter hewan praktisi. Pada kesempatan tersebut Center for Indonesian Veterinary Analytcal Studies (CIVAS) mengikutsertakan satu orang perwakilannya yaitu Drh. Erianto Nugroho yang merupakan salah satu dokter hewan praktisi hewan kecil di Bogor.

 Pada seminar ini dijelaskan mengenai penyakit gangguan saluran kemih pada hewan kecil dan juga diagnosa serta manajemen penanganannya. Faktor risiko gangguan saluran kemih dapat meliputi ras hewan, jenis kelamin, umur, kondisi hewan yang sudah steril, berat badan, urinary tract infections, pH urin, obat dan lingkungan. Beberapa ras anjing yang dapat terkena kasus ini (predisposisi) seperti anjing Miniature Schnauzer, Bichon Frise, Poodle, Yorkshire Terrier dan Shi Tzu. Pada hewan kucing, ras yang paling rentan adalah Burmese dan Persian. Jenis kelamin jantan lebih rentan dari pada betina dan umur rentan kejadian berkisar antara 6 – 8 tahun. Penyebab dari kejadian ini adalah kristal dan batu saluran kemih seperti struvite dan oxalate. Adapun definisi kristal yang dimaksud adalah presipitasi sisa metabolisme terutama mineral, sedangkan batu/urolith/calculus yang dimaksud adalah kumpulan kristal yang padat dan keras.

 Gejala gangguan saluran kemih antara lain buang air kecil lebih sering (pollakiuria) tetapi jumlahnya sedikit (stranguria), sering menjilati daerah kemaluan, urin berwarna kemerahan (hematuria), kadang ditemukan urin di luar bak pasir, nafsu makan berkurang. Tidak semua gejala yang ditimbulkan disebabkan oleh batu, karena bisa juga disebabkan oleh bukan batu seperti radang kantung kemih (cystitis) karena infeksi, cystitis idiopatic yang penyebabnya tidak diketahui, atau tumor. Dalam presentasi dijelaskan bahwa hasil studi epidemiologi pada anjing dan kucing sejak tahun 1981 – 2013 Kalsium Oxalate (CaO3) mengalami peningkatan cukup signifikan.

Terapi untuk gangguan saluran kemih dapat dilakukan dengan beberapa tahapan. Jika kejadian penyakit merupakan kejadian awal/pertama kali terjadi, maka dapat dilakukan analisa urolith seperti urinalisis, USG dan pemeriksaan darah, kemudian memberikan edukasi kepada klien, melakukan manajemen lingkungan, meningkatkan asupan air serta diet makanan. Jika merupakan kejadian ulangan maka dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium kembali, kemudian dilakukan terapi causa spesifik, melakukan perubahan diet, pengayaan lingkungan serta terapi obat. Hal yang dapat menyebabkan kejadian berulang dikarenakan masih adanya sisa urolith. Tindakan medis yang dapat dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit dan obstruksi seperti pemasangan kateter, tindakan operasi bedah serta lithotripsy (laser, shockwave).

Manajemen lingkungan sangat penting dilakukan yang bertujuan untuk mengurangi stres. Hal yang dapat dilakukan adalah manajemen kotak pasir (litter tray) seperti jumlah, lokasi, perawatan dan juga kedalamannya. Selain itu dengan diajak bermain secara rutin, pemberian pakan rutin, serta hindari  kontak dengan kucing lain.

Tinggalkan Balasan

Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.

Partisipasi dalam Mini Seminar: “Gangguan Saluran Kemih”

by Tisna Sutisna time to read: 2 min
0