Vets for a Better Life
Kupang, NTT – Ratusan ekor ternak babi milik warga di sejumlah kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) mati akibat diserang Virus Demam Babi Afrika (African Swine Fever Virus/ASF) beberapa pekan terakhir.
Saking banyaknya, Asisten II Setda NTT Semuel Rebo mengatakan menduga ternak babi yang mati akibat serangan virus tersebut kemungkinan telah mencapai ribuan ekor. “Ternak babi yang mati saat ini mencapai ratusan ekor, itu yang dilaporkan pemiliknya. Ada banyak yang tidak melaporkan,” ujarnya (23/2).
Kupang – Sebanyak 1.076 ternak babi milik masyarakat dilaporkan mati sejak akhir Januari 2020 sampai Jumat (21/2). Kematian mendadak ini tersebar di Kabupaten Belu, Timor Tengah Utara, Kabupaten Kupang, dan Kota Kupang yang berada di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur.
Kupang – Sebanyak 1.076 ternak babi warga dilaporkan mati di Provinsi Nusa Tenggara Timur sejak akhir Januari 2020 hingga hari ini. Kematian mendadak itu tersebar di Kabupaten Belu, Timor Tengah Utara, Kabupaten Kupang, dan Kota Kupang. Sampel darah dan organ babi mati telah dikirim ke Medan, Sumatera Utara.
Denpasar – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ir Ida Bagus Wisnuardhana MSi, menjelaskan bahwa sebanyak 808 ekor babi mati dinyatakan terkena flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).
“Kami perkirakan virus ini menjangkiti babi pada peternakan yang memberikan makanan sisa hotel dan restoran. Ya sampah hotel yang tidak dimasak. Kita duga dari sanalah penularannya. Kami sudah cek itu dan identifikasi di Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan,” ujar Wisnuardhana (5/2). Dia menjelaskan bahwa pengambilan sampel ini diambil dari jumlah babi yang mati sekitar 5-10 persen. Sampelnya berupa darah, daging, dan feses (kotoran) yang diambil oleh Balai Besar Veteriner Denpasar.
Sinabang – Penyakit septicaemia epizootica atau penyakit ngorok menyerang ternak di Kabupaten Simeulue, Aceh. Sejak Januari hingga Februari ini, sebanyak 20 sapi terjangkit penyakit akut dan fatal bagi hewan ternak tersebut. Sebelum mewabah, semua ternak di kabupaten itu akan divaksin.
Kapuas – Pemerintah Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, menetapkan status kejadian luar biasa kasus Methicillin-resistant Staphylococcus Aureus atau MRSA. Ada beberapa penyebabnya kasus ini, misalnya penggunaan obat antibiotik berlebihan atau tidak sesuai anjuran.
Dunia dikejutkan oleh suatu virus baru. Sampai saat ini, virus itu telah menyebabkan empat orang meninggal dan lebih dari 200 orang menderita sakit. Mereka yang terinfeksi tersebar di enam kota di China. Kasus pertama muncul di kota Wuhan, provinsi Hubei, China bagian tengah pada Desember 2018. Gejala ditandai dengan demam dan kesulitan bernafas, dalam beberapa kasus mengarah ke gejala lebih serius, seperti pneumonia atau bronkitis.
Yogyakarta – Bakteri antraks dilaporkan kembali muncul di Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta. Penanganan kasus itu perlu dilakukan menyeluruh. Tidak hanya memastikan agar bakteri tidak terpapar kepada manusia, tetapi juga membatasi peredaran ternak agar penyakit tidak menyebar luas.
Jakarta – Kementerian Kesehatan mencabut status Kejadian Luar Biasa antraks di kawasan Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat diimbau tetap waspada dengan meningkatkan pengelolaan antraks secara menyeluruh, mulai dari pengelolaan masyarakat, hewan ternak, hingga lingkungan.
Jakarta – Seiring dengan meningkatnya intensitas curah hujan di sebagian besar wilayah di Indonesia, potensi terjadi kejadian luar biasa penyakit leptospirosis pun semakin besar. Untuk itu, kewaspadaan terhadap penyakit ini perlu ditingkatkan karena bakteri leptospira dari urin hewan yang terinfeksi bisa terbawa dari banjir atau genangan air.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo akhirnya membuat pernyataan wabah demam babi afrika di 16 kabupaten/kota di Sumatera Utara pada 12 Desember 2019. Pemerintah Indonesia melaporkan wabah demam babi afrika tersebut kepada Organisasi Kesehatan Hewan Dunia pada 17 Desember 2019.
Medan – Wabah demam babi afrika (african swine fewer/ASF) yang menyerang ternak babi di Sumatera Utara terus menyebar. Jika sebelumnya demam babi afrika terjadi 16 kabupaten/kota di Sumatera Utara, kini bertambah satu menjadi 17 kabupaten/kota.