Ulang Tahun CIVAS ke-5: Seminar “Pendekatan Ecohealth dalam Pengendalian Emerging dan Re-Emerging Infectious Diseases”
Sabtu, 8 Januari 2011
Bogor, 8 Januari 2011 - Dalam rangka untuk memperingati ulang tahun Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS) yang ke-5, pada tahun ini CIVAS mengadakan Seminar Setengah Hari yang bertema “Pendekatan Ecohealth dalam Pengendalian Emerging dan Re-Emerging Diseases”. Seminar ini bertujuan untuk memperkenalkan dan sekaligus menyebarluaskan konsep ecohealth kepada berbagai kalangan di lingkup kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat mulai dari para penentu kebijakan, perencana, peneliti, akademisi dan praktisi kesehatan hewan dan kesehatan manusia. Tema ini dipilih CIVAS dengan latar belakang bahwa pada masa sekarang ini penyakit-penyakit menular yang baru muncul dan yang lama tetapi muncul kembali (emerging dan re-emerging infectious diseases) seringkali terjadi dalam konteks ekonomi-sosio-budaya-ekologi yang kompleks dan dikarakterisasi oleh simpul yang senantiasa berulang menurut perubahan ruang dan waktu. Dengan demikian dalam menghadapi tantangan emerging dan re-emerging infectious diseases ke depan diperlukan dasar teoritis baru yaitu pendekatan ecohealth yang mampu menjembatani dan menghubungkan berbagai keluaran penyakit menular yang multi aspek tersebut menyangkut kebijakan ekonomi dan pertanian, dinamika sosial dan budaya serta evolusi ekologi.
Pada seminar kali ini, CIVAS mengundang 3 narasumber antara lain:
- Dr. Jeff Gilbert seorang dokter dan dokter hewan dengan topik ‘Ecosystem Approaches to the Better Management of Zoonotic Emerging Infectious Diseases’ yang mewakili International Livestock Research Institute (ILRI),
- Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. yang merupakan Guru Besar Tetap Ilmu dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia dengan topik ‘Pendekatan Ecohealth dalam Kesehatan Masyarakat’, dan
- Drh. Tri Satya Putri Naipospos, M.Phil., Ph.D. seorang epidemiologis dari CIVAS yang saat ini bertugas di Food and Agriculture Organization (FAO) dengan topiknya yaitu ‘Medik Konservasi dan Ecohealth sebagai Pendekatan Transdisiplin dalam Kesehatan Hewan’ dan Artikel.
Acara seminar ini dimulai dengan pemberian sambutan oleh Direktur Eksekutif ad interim CIVAS, Drh. M.D. Winda Widyastuti yang memaparkan tentang latar belakang pemilihan tema seminar sebagai salah satu visi CIVAS dalam meningkatkan kesehatan hewan untuk kesehatan manusia. Acara dilanjutkan dengan pemberian sambutan oleh Ketua Badan Pengurus CIVAS, Drh. Tri Satya Putri Naipospos, M.Phil., Ph.D. yang memaparkan perjalanan CIVAS selama 5 (lima) tahun dan tantangan CIVAS ke depan sebagai salah satu Non Government Organization (NGO) yang bergerak di bidang kesehatan hewan di Indonesia. Dalam pemaparannya, disampaikan juga tentang pentingnya pembahasan Ecohealth dalam konteks pengendalian Emerging dan Re-Emerging Infectious Diseases. Pembukaan acara ini diresmikan oleh Walikota Kota Bogor yang diwakili oleh Kepala Dinas Pertanian Kota Bogor, Drh. Herlien Krisnaningsih, MM. Dalam sambutannya Walikota Bogor menyambut baik seminar yang dilaksanakan CIVAS dengan harapan akan terbentuk konsep-konsep dan rumusan-rumusan pendekatan ecohealth untuk pengendalian penyakit-penyakit infeksius yang bersifat Emerging dan Re-Emerging di Kota Bogor ataupun yang mengancam Kota Bogor seperti Avian Influenza, Anthrax dan Rabies. Seminar ini dimoderatori oleh Prof. Drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto, M.Sc, Ph.D, AP.Vet. yang merupakan Ketua Asosiasi Patologi Veteriner Indonesia (APVI) dan Kepala Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi.
Pembicara pertama, Dr. Jeff Gilbert memaparkan tentang sejarah perkembangan konsep ecohealth dan pilar-pilar utama dalam aplikasi ecohealth. Selain itu juga dijelaskan tentang pentingnya profesi Dokter Hewan yang hampir secara umum masih termarginalkan peranannya dalam mewujudkan kesehatan masyarakat terutama dalam kaitannya dengan pengendalian Emerging dan Re-Emerging Infectious Diseases.
Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. memaparkan tentang kompleksitas Emerging dan Re-Emerging Infectious Diseases dan segala permasalahannya. Selain itu juga dijelaskan tentang faktor risiko global terkait dengan pengendalian Emerging dan Re-Emerging Infectious Diseases seperti populasi manusia, kekurangan gizi/pangan di dunia dan pergerakan manusia. Ecohealth sangat penting sebagai bagian dari pilar yang membangun “Kesehatan Masyarakat/Public Health”. Dalam mewujudkan hal tersebut diperlukan kearifan berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk meniadakan ego profesi demi kepentingan bersama sebagai salah satu fondasi ecohealth dalam melakukan pengendalian Emerging dan Re-Emerging Infectious Diseases.
Drh. Tri Satya Putri Naipospos, M.Phill, Ph.D dalam presentasinya memaparkan tentang kejadian Emerging dan Re-Emerging Infectious Diseases, dimana zoonosis dari satwa liar mencapai proporsi tertinggi dalam dekade terakhir. Sekitar 61,4% kejadian penyakit menular baru muncul ditularkan dari hewan (zoonosis), dengan 75,3% diantaranya bersumber dari satwa liar. Penyakit menular baru muncul yang menyerang manusia, satwa liar dan tanaman dihubungkan dengan dua karaketeristik umum. Pertama, penyakit-penyakit tersebut mengalami proses yang tidak pernah putus, baik dalam bentuk insidensi yang terus meningkat, jangkauan hospes atau geografis yang terus menyebar, atau patogenisitas, virulensi dan faktor-faktor lainnya yang terus berubah. Kedua, proses perubahan tersebut hampir selalu dipicu oleh sejumlah perubahan lingkungan antropogenik dalam skala luas (contohnya deforestasi, perambahan pertanian, pemekaran daerah urban) atau perubahan akibat struktur populasi manusia (contohnya meningkatnya densitas penduduk dikaitkan dengan urbanisasi) atau perubahan perilaku (contohnya meningkatnya penggunaan obat, perubahan praktek-praktek medik, intensifikasi pertanian, perdagangan internasional). Antropogenik dalam hal ini diartikan sebagai konversi ruang, lahan atau lingkungan alamiah yang disebabkan oleh perilaku manusia atau akibat kegiatan yang dilakukan manusia.
Pada kesempatan yang sama disampaikan juga bentuk agenda baru dalam pengendalian Emerging dan Re-Emerging Infectious Diseases yaitu medik konservasi, pendekatan ecohealth dan one health yang pada prinsipnya menuntut kerjasama interdisiplin dan transdisplin. Seminar yang berlangsung di Gedung Kusnoto, Jl. Ir. Juanda Bogor ini dihadiri oleh sebanyak 112 orang peserta dari kalangan pemerintahan bidang teknis peternakan, kesehatan hewan dan manusia, akademisi, praktisi bidang kesehatan hewan dan kesehatan manusia, swasta, institusi penelitian dan mahasiswa. Berkenan pula hadir pada kesempatan tersebut, yaitu Direktur Kesehatan Hewan (Kementerian Pertanian RI), Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Kementerian Kesehatan RI), Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani (Badan Karantina Pertanian RI), Kepala Balai Besar Veteriner Wates (UPT Ditjen Perternakan), Kepala Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan (UPT Ditjen Perternakan), Kepala Sudin Peternakan dan Perikanan Kota Administrasi Jakarta Selatan, Direktur SEAMEO BIOTROP, Kepala Dinas Pertanian Kota Bogor yang mewakili Bapak Walikota, perwakilan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan Ketua Umum PDHI. Pada sesi diskusi yang cukup ramai mengundang tanggapan dan pertanyaan, berkenan pula disampaikan tanggapan dan masukan dari Direktur Kesehatan Hewan, Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, perwakilan AIPI dan Ketua Umum PDHI.
Hasil seminar tersebut disampaikan dalam bentuk rumusan hasil seminar yang secara garis besar menyepakati akan pentingnya kelanjutan sosialisasi dari pendekatan ecohealth sampai dengan tindak lanjut implementasinya.
Excellеnt post. I was checking constantly this ƅlog and I ɑm imⲣressed!
Eҳtremely useful information particuⅼarly the last part :
) I care for sucһ infοrmation a lot. I was seeking thіs particulɑr info for a long
timе. Thank you and best of luck.