Vets for a Better Life
Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies
Thursday, 28 March 2024
pacitan-1

Seekor Sapi di Pacitan Mati Mendadak Diduga Karena Antraks

Kamis, 18 Agustus 2016

Pringkuku, Pacitan – Beberapa waktu lalu seekor sapi milik peternak mati mendadak. Diduga, sapi tersebut mati karena penyakit antraks yang dideritanya. Saat ini Pemkab Pacitan telah mengambil sampel sapi yang mati mendadak untuk diteliti dan masih menunggu hasil uji laboratorium dari Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Pacitan, Pamuji mengatakan tahun 2016 dari Januari hingga Agustus baru ada tiga laporan hewan ternak mati mendadak yang masuk ke Distanak Pacitan. Namun hanya bisa menemukan bangkai sapi yang mati mendadak, diduga terkena penyakit antraks.

Sedangkan untuk dua sapi ternak yang lain sudah tidak ada bangkainya saat petugas mendatangi lokasi hewan ternak itu.

“Dari tiga laporan yang masuk, hanya satu yang bisa diambil sampelnya. Sedangkan dua lainnya tidak bisa, karena pada saat petugas datang ke lokasi, bangkai sapi yang mati itu tidak ada di lokasi. Beliau memprediksi bangkai sapi itu dijual atau dikubur,” terang Pamuji Kamis (18/8/2016).

Pamuji menyampaikan bangkai seekor sapi yang mati mendadak, saat ini masih diuji laboratorium dan pihaknya masih menunggu hasil uji lab tersebut, sehingga bisa dipastikan apakah sapi tersebut mati karena penyakit antraks atau penyakit lainnya.

Pamuji menyampaikan setelah ada laporan mengenai kematian hewan ternak secara mendadak itu, petugas langsung melakukan pembersihan di wilayah tersebut. Pembersihan dilakukan antara lain dengan mengubur kotoran dan makanan sisa hewan ternak yang mati. Selain itu, pembersihan kandang dilakukan dengan desinfeksi dan memberikan vaksinasi terhadap hewan ternak yang masih hidup.

“Kalau ada hewan yang mati mendadak, dikarenakan antraks atau penyakit lainnya, kami langsung melakukan pembersihan. Ini dilakukan supaya bakteri penyebab penyakit bisa mati secepat mungkin supaya penyakit tidak menyebar ke hewan atau manusia,” terang dia.

Menurutnya, kesadaran peternak untuk melaporkan hewan ternaknya yang mati memang sangat minim. Beliau menyebutkan pada 2015, pihaknya tidak menerima laporan sama sekali mengenai kematian hewan ternak dari peternak. Padahal laporan ini sangat penting untuk memberikan antisipasi awal mengenai penyebaran penyakit dari hewan ternak.

Lebih lanjut, petugas secara terus menerus juga melakukan sosialisasi untuk menyadarkan peternak supaya melakukan pelaporan ketika ada hewan ternak yang mati. “Memang sulit untuk meminta peternak melaporkan hewan yang mati kepada dinas karena berkaitan dengan perhitungan bisnis juga, hewan ternak yang mati kalau dilaporkan ke dinas pasti langsung dikubur, kalau dikubur tentu peternak akan mengalami kerugian. Untuk itu ada beberapa peternak yang enggan melaporkan kematian ternaknya dan terkadang malah menjualnya,“ jelas Pamuji. (Abdul Jalil)

Sumber: Madiun Pos

Tinggalkan Balasan

Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.

Seekor Sapi di Pacitan Mati Mendadak Diduga Karena Antraks

by Civas time to read: 2 min
0