Empat Bulan, 77.211 Ekor Unggas Mati Terserang Virus Flu Burung
Senin, 16 Mei 2016
Jakarta – Pemerintah mencatat selama periode Januari-April 2016 tercatat sebanyak 77.211 ternak unggas mati karena virus avian influenza atau (flu burung). Hal ini menjadi peringatan serius belum pergi bahwa virus flu burung belum beranjak dari Indonesia.
Direktur Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengakui jumlah temuan virus AI selama empat bulan tahun 2016 mencapai 138 kasus. Jumlah temuan kasus flu burung itu lebih besar dibandingkan selama tahun 2015 yang sebesar 123 kasus.
Ketut mengatakan terjadinya peningkatan kasus AI di sejumlah peternakan peternakan disebabkan perubahan suhu ekstrem pada 2015. Kondisi tersebut menyebabkan ternak ungas mengalami stress sehingga suhu tubuh menjadi rentan terkena serangan penyakit.
“Akibat perubahan ekstrem cuaca pada tahun lalu memang menyebabkan dampaknya memang baru dirasakan pada tahun 2016 ini.Siklus penyebaran virus flu burung yakni Januari-April seiring datangnya musim penghujan, nanti April berhenti,” ujar Ketut di Jakarta, Senin (16/5/2016).
Jumlah kematian pada ternak unggas itu terbesar terjadi pada itik/bebek yakni sebesar 29.611 ekor.Penyebaran virus flu burung itu juga menyerang ayam petelur (layer) sebesar 21.111 ekor.
Kemudian, kematian pada ternak burung puyuh akibat virus flu burung sebesar 15.916 ekor.Adapun ayam kampung 8.406 ekor.Sementara jumlah kematian ternak unggas ayam boiler justru paling rendah yakni 2.167 ekor.
“Flu burung kembali dilaporkan dari kematian unggas di Indonesia sejak Februari 2015. Dimulai dari kematian 224 ekor itik di Kabupaten Bekasi,” ujar Ketut.
Kasus kematian ternak unggas akibat flu burung, gilirannya juga menyerang ayam kampung, burung puyuh, layer, broiler di Cilandak, Jakarta Selatan. Selain itu beberapa di provinsi .
“Jawa Barat merupakan provinsi terbesar temuan kasus flu burung yakni 56 kasus.Ini disebabkan Jawa Barat merupakan sentra dengan jumlah populasi ternak terpadat di Tanah Air,” terang dia.
Sementara provinsi Lampung dan Sulawesi Selatan menempati rangking terbesar berikutnya penyebaran virus flu burung masing masing yakni 26 dan 20 kasus. “Untuk Jawa Timur terdapat enam kasus flu burung menyerang ternak unggas,” paparnya.
Ketut mengakui sebagian besar kasus kematian yang menyerang pelabagai jenis unggas tidak terlepas dari infeksi virus highly pahtogenic avian influenza (HPAI) H5N1 Clade 2.3.21. Virus ini bermutasi gen pasalnya pada akhir 2003, flu burung hanya menyerang ayam broiler saja.
“Tapi temuan tim di lapangan menemukan kasus kematian banyak terjadi pada unggas yang diumbar (dilepas red) seperti bebek . Kalaupun terjadi kasus kematian pada ayam broiler itu kecil itu dikarenakan penerapan biosekuriti dan vaksinasi yang masih lemah,” paparnya.
Sumber: Kabar Bisnis