Flu Burung Serang Ribuan Unggas di Jawa Tengah
Kamis, 17 Desember 2015
SUKOHARJO – Warga Kabupaten Sukoharjo diimbau waspada penyakit flu burung. Pasalnya, virus H5N1 diketahui sudah menyerang ribuan ternak burung puyuh milik warga Kelurahan Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo Kota.
Serangan virus yang juga berpotensi menulari manusia ini sudah dipastikan Dinas Pertanian (Dispertan) Sukoharjo dengan memusnahkan ribuan burung puyuh yang positif terkena avian influenza. ”Burung puyuh yang positif terkena flu burung sudah dimusnahkan dengan cara dibakar agar virus tidak menyebar,” ujar Kepala UPTD Pos Kesehatan Hewan (Poskeswan) Dispertan Sukoharjo Leny Sri Lestari kemarin.
Indikasi flu burung menyerang unggas, khususnya burung puyuh di Sonorejo sudah terdeteksi akhir November lalu. Gejala awal serangan virus H5N1 tersebut diketahui dari burung puyuh milik peternak yang mati secara massal. Lenny menuturkan, awalnya peternak memiliki sekitar 3.500 burung puyuh. Namun, dalam tiga hari, 2.000 ekor di antaranya mati mendadak. Dispertan lantas menerjunkan petugas untuk melakukan penelitian penyebab kematian unggas tersebut.
”Untuk memastikan, kami mengirim sampel untuk diteliti dan hasilnya positif flu burung,” ucapnya. Setelah itu, Dispertan mengambil langkah cepat dengan mendatangi rumah peternak puyuh tersebut. Petugas kemudian mengumpulkan 2.000 burung puyuh yang mati tersebut lalu menguburnya. Sementara sisa 1.500 burung puyuh yang masih hidup juga dimusnahkan dengan cara disembelih, dibakar, lalu ditanam.
Kepala Bidang Peternakan Dispertan Sukoharjo Yuli Dwi Irianto menambahkan, setelah pemusnahan, petugas juga melakukan tindakan terhadap kandang burung puyuh. Petugas meminta pada peternak mengosongkan kandang selama dua bulan untuk memutus siklus penyebaran virus. Total kerugian akibat serangan virus tersebut diperkirakan mencapai Rp30 juta.
Yuli mengatakan, dari pemeriksaan petugas, kandang yang digunakan peternak juga kurang memenuhi syarat. Menurutnya, kandang tersebut dinilai kurang sehat sebab hanya berukuran 4 x 10 meter. Selain itu, tidak ada ventilasi untuk sirkulasi udara dan tertutup dari sinar matahari langsung. ”Kami mengimbau pada masyarakat bila membuat kandang seharusnya berjarak 20 meter dari rumah. Ventilasi juga diperhatikan jangan sampai terlalu tertutup harus ada sinar matahari,” ucapnya.
Saat ini kondisi rumah dan kandang pemilik burung puyuh yang terkena virus flu burung sudah disterilkan. Namun, di wilayah Kelurahan Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo saat ini menjadi kawasan endemis flu burung. Disinggung penyebab terjadinya flu burung, Yuli mengatakan ribuan burung puyuh tersebut tertular dari unggas jenis menthok milik tetangga.
”Menthok tersebut justru tidak mati. Namun, virus flu burung terbawa angin dan menular ke burung puyuh. Saat ini, semua wilayah Sonorejo sudah disterilkan dan sejauh ini baru dilaporkan satu kasus,” paparnya.
Kendati sudah disterilkan, Dispertan tetap meminta warga selalu meningkatkan kewaspadaan akan munculnya virus flu burung tersebut. Apalagi peralihan musim dari kemarau memasuki musim penghujan berpotensi memicu berbagai penyakit pada unggas. ”Secara umum serangan flu burung tahun ini menurun dibandingkan 2014 lalu,” ujarnya. (Sumarno)
Sumber: Koran Sindo