Vets for a Better Life
Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies
Friday, 29 March 2024
SE-Ngorok
Ilustrasi

Penyakit Ngorok Ancam Ternak di Simeulue

Selasa, 4 Februari 2020

Sinabang - Penyakit septicaemia epizootica atau penyakit ngorok menyerang ternak di Kabupaten Simeulue, Aceh. Sejak Januari hingga Februari ini, sebanyak 20 sapi terjangkit penyakit akut dan fatal bagi hewan ternak tersebut. Sebelum mewabah, semua ternak di kabupaten itu akan divaksin.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Simeulue Hasrat, saat dihubungi dari Banda Aceh, Selasa (4/2), menuturkan, penyakit ngorok yang menyerang ternak di Simeulue tidak boleh dianggap sepele. Jika tidak diantisipasi dengan cepat, bakteri atau virus itu berpotensi mewabah dan menyerang semua ternak di pulau tersebut.

”Pekan depan, tim dari Balai Veteriner Medan turun ke Simeulue untuk investigasi dan memberi vaksin kepada ternak,” kata Hasrat. Vaksin diberikan dengan cara disuntik atau dimasukkan ke mulut ternak. Waktu pemberian vaksin pada jelang malam dan jelang pagi. Hasrat meminta warga mengandangkan ternaknya agar proses vaksinasi mudah.

Ini bukan kali pertama kali Simeulue terjangkit penyakit ngorok. Pada 2017, penyakit ini mewabah ke pelosok-pelosok desa. Dalam dua tahun, sekitar 7.000 sapi dan kerbau terkena penyakit tersebut. Sebagian hewan ternak itu mati dan sebagian disembelih. Dari populasi 35.000 ternak pada dua tahun lalu, kini tersisa sekitar 28.000 ekor.

Penyakit ini dipicu oleh bakteri pasteurella yang menyebabkan hewan penderita mengalami susah bernapas, demam, diare, dan terjadi pembengkakan di beberapa anggota tubuh. Penyakit ini membuat ternak mati mendadak.

Hasrat mengatakan, 20 sapi yang terjangkit semuanya milik warga. Sebagian warga menyembelih sapi tersebut. ”Jangan sampai terulang seperti kasus dua tahun lalu. Kali ini, kami bertindak cepat dengan memberikan vaksin,” ujarnya.

Simeulue merupakan salah satu sentra penghasil ternak untuk memenuhi konsumsi daging beberapa kabupaten lain di Aceh. Pada bulan Ramadhan, jelang Idul Fitri dan Idul Adha, warga merayakan dengan makmeugang, sebuah tradisi makan masakan daging. Pada momen tersebut, permintaan daging biasanya melonjak. Sapi dari Pulau Simeulue diangkut menggunakan kapal untuk dijual di Aceh Selatan, Aceh Barat, dan Aceh Singkil.

Kepala Desa Sebbe, Kecamatan Simeulue Tengah, Hamidi mengatakan, sebanyak tujuh kerbau milik warga di desanya mati mendadak setelah terkena penyakit ngorok. Kematian kerbau pun cepat, yakni hanya dalam waktu dua hari setelah diketahui menderita penyakit itu.

Menurut Hamidi, penyakit ngorok kini meluas ke desa-desa tetangga. Dia berharap, vaksinasi cepat dilakukan sebelum banyak ternak mati. Kematian satu sapi atau kerbau membuat pemilik dapat merugi hingga belasan juta rupiah. (Zulkarnaini | Ed: Mohamad Final Daeng)

 

Sumber: Harian Kompas

Tinggalkan Balasan

Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.

Penyakit Ngorok Ancam Ternak di Simeulue

by Civas time to read: 1 min
0