Vets for a Better Life
Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies
Thursday, 28 March 2024
anthrax di Jawa Timur
Ilustrasi

Waspadai Antraks dan Cacing Hati, Sidoarjo Turunkan 250 Petugas Pantau Kesehatan Hewan Kurban

Jumat, 10 Agustus 2018

Sidoarjo — Menjelang perayaan Idul Adha 2018, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menurunkan 250 petugas untuk memantau kesehatan hewan kurban di 18 kecamatan di wilayahnya. Pemantauan dilakukan mulai dari peternakan, tempat penjualan hewan, baik di pasar hewan maupun di lapak dadakan, hingga saat pemotongan hewan kurban.

Kepala Seksi Kesehatan Hewan Veteriner Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sidoarjo Nuning Pudjiastuti mengatakan, pengerahan 250 petugas pemantau kesehatan hewan itu dilakukan untuk memastikan seluruh hewan kurban yang disembelih memenuhi persyaratan kesehatan dan syariat Islam.

“Hewan yang sakit tidak boleh diperdagangkan, apalagi diperjualbelikan, untuk hewan kurban. Sebab, hewan yang sakit berpotensi menularkan penyakit kepada hewan lain maupun manusia,” ujar Nuning (10/8).

Beberapa penyakit yang diwaspadai adalah antraks, kudisan, dan cacing hati. Hewan kurban selain sehat juga disyaratkan tidak cacat fisik dan cukup umur.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sidoarjo Handajani menambahkan, populasi ternak di wilayahnya cukup besar. Populasi sapi diperkirakan mencapai 13.000 ekor, sedangkan kambing 500.000 ekor. Populasi ternak itu tersebar merata di 18 kecamatan.

Sidoarjo merupakan salah satu produsen ternak yang memasok kebutuhan daging untuk masyarakat di wilayah Sidoarjo dan Kota Surabaya. Rata-rata kebutuhan hewan ternak untuk rumah pemotongan 80-100 sapi per hari. Tingginya pasar daging inilah yang memotivasi peternak membudidayakan ternaknya dengan baik.

Rata-rata kenaikan populasi ternak di Sidoarjo mencapai 5 persen per tahun. Memelihara ternak menjadi bagian dari sumber mata pencarian penduduk selain bekerja di sektor formal seperti pabrik ataupun sektor informal seperti bertani. Pemeliharaan ternak dilakukan semi-intensif, tidak lagi tradisional murni. (Runik Sri Astuti)

 

Sumber: Kompas.id

Tinggalkan Balasan

Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.

Waspadai Antraks dan Cacing Hati, Sidoarjo Turunkan 250 Petugas Pantau Kesehatan Hewan Kurban

by Civas time to read: 1 min
0