Vets for a Better Life
Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies
Tuesday, 19 March 2024
Petugas Dinas Peternakan memusnahkan bangkai sapi terduga antraks dengan cara dibakar di Tenilo, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Rabu (30/8).
Ilustrasi Antraks Sumber: Adiwinata Solihin (2017)

Waspada Zoonosis

Kamis, 8 Maret 2018

Dalam 50 tahun terakhir, berbagai penyakit baru terus bermunculan. Dunia ternyata tak sempat bernapas lega meski penyakit cacar sudah berhasil dieradikasi dan sindrom HIV/AIDS mampu diatasi.

Sepanjang abad ke-21 merebak Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang sempat mengancam kawasan Asia, Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan flu burung. Sebelumnya, dalam bukunya, The Coming Plaque (1994), Laurie Garrett menyebut puluhan penyakit infeksi baru yang perlu diwaspadai: hanta, demam lassa, flu babi, dan ebola.

Sebagian penyakit di atas termasuk penyakit zoonosis, karena bersumber dari infeksi pada hewan yang kemudian menular ke manusia. Penyebab zoonosis ini beragam, bisa virus, bakteri, parasit, ataupun jamur.

Di Indonesia, ada penyakit zoonosis lama, seperti rabies, antraks, leptospirosis, dan toksoplasmosis. Rabies, misalnya, sudah ditemukan di Indonesia sejak abad ke-19 dan ditularkan melalui gigitan binatang, seperti anjing, kucing, kera.

Antraks menginfeksi manusia melalui saluran pernapasan, luka, atau daging ternak yang tidak dimasak sempurna, seperti kambing, domba, sapi, bahkan unta. Sementara leptospirosis umumnya ditularkan oleh tikus dan toksoplasmosis oleh kucing.

Tepat 49 tahun lalu memberitakan temuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa ada setidaknya kurang dari 150 penyakit hewan yang dapat menulari manusia, saat ini lebih dari 200 penyakit zoonosis ditemukan di Indonesia (”200 Penyakit Zoonosis di Indonesia”, https://ugm.ac.id, 5 Desember 2013).

Orang dengan infeksi zoonosis bisa sangat sakit sampai meninggal, tetapi pada sebagian lain tidak muncul gejala bahkan sehat-sehat saja. Gejala yang umum adalah panas tinggi, pegal linu pada otot, diare, dan perdarahan.

Ebola, misalnya, merupakan penyakit zoonosis kompleks yang sangat mematikan pada manusia. Dalam Mapping the Zoonotic Niche of Ebola Virus Disease in Africa, 2014, David M Pigott dan kawan-kawan menyebut ebola menginfeksi primata dan kelelawar, kemudian manusia.

Mencegah penyakit zoonosis di tingkat makro perlu regulasi, kerja keras antardisiplin, dan pengawasan ketat. Pada tingkat mikro, pencegahan bisa dilakukan dengan menjaga higiene dan sanitasi pada diri manusia, hewan peliharaan dan ternak, serta lingkungan. (Nes)

 

Sumber: Kompas.id

Tinggalkan Balasan

Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.

Waspada Zoonosis

by Civas time to read: 1 min
0