Table Top Simulation untuk Hadapi Darurat Penyakit Zoonosis
Rabu, 5 September 2018
Jakarta – Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH, Kementan) bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyelenggarakan kegiatan Table Top Simulation (TTS) untuk menghadapi kedaruratan penyakit zoonosis dengan pendekatan One Health.
Kegiatan simulasi yang dilaksanakan pada 24-26 Juli 2018 di Medan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah dalam mencegah, mendeteksi dan mengatasi wabah Penyakit Infeksi Emerging (PIE) melalui peningkatan koordinasi multisektoral. Direktur Kesehatan Hewan Kementan, Fadjar Sumping Tjatur Rasa menyampaikan kegiatan simulasi di daerah ini adalah untuk kesiapsiagaan daerah dalam mengatasi wabah PIE. Menurutnya, perubahan kondisi dunia akibat pertumbuhan populasi yang sangat cepat, urbanisasi, pernurunan kualitas lingkungan, sistem pertanian dan peternakan yang berubah, serta lalu litnas manusia/hewan/produk hewan telah menyebabkan peningkatan risiko munculnya PIE.
“Jika PIE ini tidak ditangani dengan baik, maka dapat menyebabkan wabah yang dapat mengancam keselamatan masyarakat dan berdampak terhadap perekonomian Indonesia,” kata Fadjar dalam keterangannya (30/7).
Kegiatan yang juga didukung oleh program Austalia Indonesia Partnership for Emerging Infectious Diseases (AIPEID), PnR USAID, WHO dan FAO sebagai mitra pemerintah dalam upaya mencegah, mendeteksi dan mengatasi wabah PIE. Seluruh sektor terkait ini, jelas Fadjar, sesuai dengan Pedoman Koordinasi dan terkait ini, jelas Fadjar, sesuai dengan Pedoman Koordinasi dan Kerjasama Lintas Sektoral dalam kerangka One Health yang diluncurkan oleh Kemenko PMK dan PnR USAID, dan Pedoman Pelaksanaan Sistem Manajemen Keadaan Darurat Kesehatan Hewan yang susun oleh Ditjen PKH dengan dukungan AIPEID. Sepanjang 2018, kegiatan ini sudah dilaksanakan di tiga kota lain yakni Bogor, Manado dan Bali.
“Kita harapkan kegaitan simulasi ini dapat menjadi pionir dan contoh bagi daerah lain dalam penanganan kedaruratan kesehatan hewan zoonosis dan PIE lintas sektoral,” harapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kate Smith, Perwakilan dari DFAT Australia bahwa kesiapsiagaan menghadapi masuknya wabah penyakit hewan darurat dan zoonosis yang berpotensi sebagai bencana non-alam sangat penting. Menurutnya, dengan kesiapsiagaan tersebut dugaan wabah penyakit hewan zoonosis dan PIE dapat segera ditangani. (Nova)
Sumber: INFOVET Edisi 290 September 2018