Ribuan Ayam dan Bebek Mati Mendadak di Tababo
Selasa, 29 Mei 2018
Ratahan – Sejumlah warga Desa Tababo, Kecamatan Belang, berharap perhatian dari Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara atas peristiwa ratusan ayam dan bebek mati mendadak karena flu burung. Akibat peristiwa itu, masyarakat di 3 (tiga) desa yang terkena penyakit flu burung Desa Tababo, Tababo Selatan dan Desa Beringin Kecamatan Belang takut mengkonsumsi ayam dan bebek.
Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Balai besar Veteriner (BBVET) Maros, pada beberapa sampel organ bebek yang mati, diperoleh hasil positif HPAI Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) H5N1. “Jenis HPAI ini dapat menyebabkan kematian mendadak pada unggas tanpa disertai gejala sebelumnya,” tutur Dokter hewan (Drh) Dinas Pertanian Kabupaten Mitra, Titin Tambing.
“Virus AI tidak ada obatnya sehingga pencegahan perlu di lakukan. Beberapa pencegahan yang dapat di lakukan yaitu vaksinasi dan biosekuriti. Mengurung unggas, memisahkan unggas yang sakit dan sehat, memisahkan unggas baru dengan unggas lama,” urainya.
Pihaknya berharap masyarakat melaporkan jika ada kematian unggas kepada Dinas Pertanian Mitra. Selain itu untuk menghindari penularan pada unggas lain dan manusia, maka jika ada unggas yang mati harus di kuburkan kedalam lubang sedalam 1,5 meter kemudian cuci tangan setelah memegang unggas mati.
“Penularannya bisa lewat transportasi, kendaraan yang menginjak kotoran hewan yang terkena flu burung akan membawa virus ke tempat yang belum terjangkit,” pungkasnya. Donald Lumingkewas Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Mitra melalui Kepala Seksi bernama Ida menuturkan, hasil pemeriksaan dari BBV menjadi dasar untuk melakukan tindakan kedepan.
Pihaknya akan melakukan vaksinasi flu burung ke ayam dan bebek di daerah sekitarnya, untuk mencegah penyebaran dan penularan virus flu burung. Selain itu pihaknya meminta kepada seluruh masyarakat agar merubah pola hidup, saat menghadapi hewan unggas yang mati agar tidak langsung dibuang ke sungai. Pihaknya juga berpesan jangan ada lalu lintas ternak dari daerah wabah flu burung untuk dipasarkan ke pasar dan dibeli serta dikonsumsi masyarakat.
Peternak rakyat tetap mengharapkan bantuan pemerintah, “Kami harap ada pengembalian atau bantuan lainnya, untuk kami membeli lagi ayam dan bebek untuk dikonsumsi pada hari raya Lebaran nanti,” harap Ola Tanauma.
Pihaknya juga menaruh harapan yang besar kepada pemerintah untuk membantu masyarakat yang kena musibah ini. Peristiwa itu terjadi begitu cepat, bebek dan ayam sempat diberi makan tiba-tiba tak berselang lama langsung terkapar lalu mati.
Terpisah Sekretaris Daerah Mitra, Robby Ngongoloy mengatakan, pihaknya akan memberi perhatian kepada masyarakat yang kena musibah. Pihaknya melalui Dinas Pertanian, melakukan pendataan berapa jumlah masyarakat yang mengalami musibah, dan mendata ayam dan bebek yang mati mendadak.
Sumber: Tribunnews