Vets for a Better Life
Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies
Thursday, 28 March 2024
sapi sapi

Peternak Sapi Diminta Tanggap Jembrana

Selasa, 10 Februari 2015

This post is also available in: English

DUMAI – Sehubungan dengan adanya wabah penyakit jembrana yang menjadi penyebab tingginya kematian pada ternak sapi Bali di beberapa kabupaten di Riau akhir-akhir ini dan berdampak pada kerugian ekonomi yang tidak sedikit bagi peternak, Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kota Dumai, Ir. H. Syafrizal MSc. mengajak peternak tanggap dan sigap terhadap ancaman wabah penyakit ini.

“Caranya dengan mengetahui tanda-tanda penyakit ini dan tata cara pencegahannya. Selain itu laporkan jika ternak sapi Bali-nya sakit dengan tanda-tanda penyakit jembrana kepada dokter hewan setempat,” ungkap Syafrizal.

Penyakit ini baru masuk ke Provinsi Riau, termasuk Dumai. Sehingga, apabila tidak dicegah dapat menimbulkan kematian yang tinggi seperti di kabupaten lain. “Di Kota Dumai belum ada kematian dengan jumlah yang banyak akibat penyakit ini dan mudah-mudahan jangan terjadi,” imbuhnya.

Kadis menekankan diperlukan kerja keras dan kerjasama pemilik ternak, dokter hewan dan instansi terkait dalam memberantas penyakit ini. Penyakit ini sendiri, menurut Drh. Fajar Riyayati, Kepala UPT Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kota Dumai, disebabkan virus lentivirus dan khusus menyerang sapi Bali atau sapi persilangan sapi Bali (Bos Javanicus).

“Jika sapi bali sudah terkena, akan menunjukkan tanda yang menciri yaitu pembengkakan kelenjar limfe di bahu dan kaki belakang (limfoglandula pre scapularis) sebelah kanan dan kiri. Jika sudah parah akan diikuti diare darah segar dan bercak-bercak darah di kulit (seperti keringat darah) lalu diikuti kematian. Penyakit ditularkan vektor perantara seperti lalat Tabanus sp. dan nyamuk atau kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi. Jika sudah terinfeksi, tingkat kematiannya sampai 98,%,” jelasnya pula.

Kapala Seksi Kesehatan Hewan Drh. M. Rizqi Mubarok menambahkan, pencegahan agar penyakit ini tidak mewabah sudah dilakukan sejak diketahui virus ini masuk Dumai dengan memperketat kontrol lalu lintas di pos-pos lalu lintas ternak serta di pintu masuk dan keluar kota.

Selain itu, terangnya, melakukan Syndromic Surveilance setiap ada laporan sapi Bali yang sakit. “Sehingga, Alhamdulillah sampai saat ini masih aman terkendali,” imbuhnya.

Penyakit ini tak dapat diobati, tapi dapat dicegah dengan mengendalikan vektor perantara dengan menjaga kebersihan dan penyemprotan insektisda di lingkungan kandang dan mengisolasi jika ada yang sakit serta dengan vaksinasi ternak sapi Bali.

Mulai Januari ini Disnakkanla melakukan vaksinasi selektif untuk sapi-sapi Bali di Kota Dumai. Akan terus dilakukan sampai penyakit ini kira-kira dapat dikendalikan. (Ery).

Sumber: Dumai Pos

Tinggalkan Balasan

Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.

Peternak Sapi Diminta Tanggap Jembrana

by Tisna Sutisna time to read: 1 min
0