Pengendalian Wabah Penyakit Dibahas pada Pertemuan GHSA
Rabu, 20 Agustus 2014
Para ahli kesehatan menyatakan kekhawatirannya akan semakin banyaknya penyakit menular di dunia dan bertukar pikiran mengenai strategi pengendalian pada pertemuan Global Health Security Agenda (GHSA) di Jakarta pada hari Rabu.
“Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mendiskusikan cara terbaik mengatasi meningkatnya kejadian penyakit zoonosis [seperti Ebola dan flu burung]. Harapannya pada akhir pertemuan dapat dicapai perjanjian kerjasama,” kata Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi pada hari Rabu.
Beliau menambahkan bahwa negara-negara peserta bertanggung jawab membantu tenaga dan ahli kesehatan dalam mengendalikan penyakit.
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan dari 37 negara dan beberapa anggota organisasi kesehatan dunia membicarakan beberapa inisiatif untuk mengatasi dan mencegah semakin meningkatnya kejadian penyakit zoonosis yang merupakan penyakit menular dari hewan ke manusia.
Penyakit zoonosis cenderung timbul akibat beberapa faktor, diantaranya penggunaan pestisida dan antimikroba, perubahan iklim dan meningkatnya kontak antara manusia dan hewan.
Beberapa wabah penyakit yang dibahas diantaranya penyebaran virus Ebola di Afrika Barat, virus MERS CoV di Timur Tengah, dan avian influenza (flu burung) yang tetap menjadi ancaman di Indonesia.
Menteri Pertanian Suswono mengatakan kementerian telah melakukan surveilans rutin pada unggas dan ternak untuk mencegah penyebaran penyakit zoonosis. Dia menambahkan hasil surveilans telah dilaporkan pada World Organization for Animal health (OIE).
“Bila ditemukan kelompok hewan tertular, hal utama yang harus dilakukan adalah depopulasi dan kemudian memberikan vaksinasi rutin pada hewan disekitarnya,” katanya.
Suswono menambahkan bahwa Kementerian Pertanian telah mengidentifikasi 17 penyakti zoonosis dan 8 penyakit non-zoonosis yang ada di Indonesia. Antraks, avian influenza dan rabies adalah tiga penyakit yang paling penting dan mengancam di Indonesia.
“Targetnya adalah tahun 2025 sudah memberantas penyakit zoonosis,” katanya. Pertemuan GHSA diinisiasi oleh AS dan negara maju lainnya dengan dukungan badan-badan PBB. Pertemuan pertama GHSA diadakan di Helsinki, Finlandia, dari 5-6 Mei. Pertemuan GHSA berikutnya akan dilaksanakan di Washington DC pada bulan September. (dyl/ebf)
Sumber : The Jakarta Post