Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies
Sunday, 2 December 2018
vaksinasi

Virus Flu Burung H5N1 Mewabah di Lebak Banten, Ratusan Unggas Mati

Selasa, 18 September 2018

Lebak, Banten – Dinas Peternakan Kabupaten Lebak, Banten memastikan, ratusan ternak unggas yang mati mendadak di Kecamatan Kalanganyar positif terjangkit virus flu burung H5N1. Saat ini, belum ada tindakan apapun dari pihak terkait. Dinas Peternakan hanya meminta kesiagaan dari peternak dengan menguburkan unggas yang sudah mati.

Diinformasikan sudah dua pekan terakhir, ratusan ternak ayam dan bebek di Lebak, Banten, mati mendadak. Setidaknya ada dua kecamatan, yakni Kecamatan Kalanganyar dan Kecamatan Rangkasbitung yang melaporkan adanya ternak unggas yang mati mendadak.

Gejala yang tampak pada hewan unggas itu yakni kurang nafsu makan, rontoknya bulu, dan sempoyongan saat berjalan. Sementara bagi ayam petelur, terjadi penurunan produksi telur, tubuh mengalami panas tinggi hingga akhirnya mati.

Melalui hasil penyelidikan dan uji laboraturiom, pihak Dinas Peternakan setempat memastikan jika kematian ratusan ekor ayam tersebut diakibatkan serangan virus flu burung. Virus ini menyebar dari kontak ayam langsung atau melalui udara.

“Tadinya ayam saya ada 20 ekor lebih. Sekarang habis semuanya pada mati. Tidak tahu kenapa penyebabnya, langsung pada jatuh saja semuanya terus mati,” ucap Karto, salah seorang peternak dari Kecamatan Kalanganyar. Karto berujar, awalnya hanya beberapa ekor ayam saja yang mengalami sakit. Namun dalam kurun waktu satu malam, seluruh ayam dan bebek miliknya mati secara bersamaan.

Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Kesehatan Lebak, Anmurza, dari hasil penyelidikan, seluruh sampel unggas dinyatakan positif terjangkit virus flu burung H5N1.

“Selain diakibatkan faktor cuaca, pola pemeliharaan hewan secara tradisional atau diumbar, menjadi penyebab penyebaran virus flu burung,” ucapnya.

Belum adanya bantuan pengobatan dan pencegahan dari pemerintah daerah, membuat warga mengurung ayamnya secara manual dengan kawat kasa atau dengan kain sarung.

Dari data sementara, terdapat 300 lebih hewan unggas, seperti ayam dan bebek milik warga mati mendadak. Warga berharap adanya pencegahan penyebaran virus tersebut, karena dikhawatirkan akan menyebar ke manusia. (Iskandar Nasution | Himas Puspito Putra)

 

Sumber: INews