Lalu Lintas Ternak Antarpulau Dinilai Masih Longgar
Kupang - Lalu lintas ternak antarpulau atau kabupaten di Nusa Tenggara Timur masih longgar. Menyebarnya sejumlah penyakit baru yang menyerang ternak secara masif di beberapa daerah belakangan ini menunjukkan lemahnya sistem pengawasan.
Penyakit yang menyebar itu antara lain rabies pada anjing; surra, antraks, dan ngorok pada ternak sapi, kerbau, dan kuda; serta wabah hoc cholera pada babi. Penyakit-penyakit itu dengan mudah berpindah, termasuk ke beberapa daerah yang sebelumnya dinyatakan bebas dari penyakit-penyakit itu.
Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT) Maria Geong, Minggu (29/8) di Kupang, menyesalkan kinerja pemerintah yang hanya dapat membuat peraturan tentang lalu lintas ternak, tetapi tidak mampu menerapkannya di lapangan.
Lembaga yang selama ini menangani masalah lalu lintas ternak antarpulau dan kabupaten adalah dinas peternakan kabupaten/kota, balai karantina, dan balai besar veteriner.
”Hewan-hewan begitu mudah menyeberang dari satu pulau atau kabupaten ke pulau atau kabupaten lain. Sementara hewan-hewan itu positif terinfeksi jenis penyakit tertentu. Ini menunjukkan sistem pengawasan dan komitmen menegakkan peraturan sangat lemah,” ujarnya.
Ia mencontohkan masuknya penyakit rabies anjing di Flores (tahun 1996) dari Buton, Sulawesi, dan di Bali (2010). Begitu juga penyebaran surra pada kuda, sapi, dan kerbau ke Sumba (2010). Sebelumnya, Sumba bebas surra, kecuali Bima dan Flores yang dikenal endemik surra.
Bukti lain pengawasan perlintasan ternak tidak maksimal, pada awal Agustus 2010 ratusan ekor ternak bebek didatangkan Pemkab Sumba Barat dari Bima (NTB) untuk pembibitan. Padahal, daerah itu positif tertular flu burung, sementara NTT masih dinyatakan bebas penyakit itu.
Dalam rapat koordinasi wilayah NTT, NTB, dan Bali, Sabtu (28/8), Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Sumba Barat Daya, NTT, Oktovianus Dapadeda menangis saat melaporkan mengenai mewabahnya penyakit surra di Sumba. (kor)
Sumber : Kompas