Positif, 32 Unggas Mati karena Flu Burung
Rabu, 29 November 2017
Temanggung – peternak ayam di Desa Keblukan, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, dikejutkan dengan matinya 32 unggas secara mendadak. Kematian unggas-unggas itu mirip gejala virus flu burung, minggu lalu.
Terkait hal itu, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Temanggung telah menerjunkan tim untuk memeriksa penyebab kematian 32 unggas milik warga. Hasilnya, penyebab kematian 32 unggas di Keblukan positif karena serangan virus flu burung.
“Unggas yang mati terdiri atas ayam buras, itik, dan entok atau itik manila,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan, Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Temanggung, drh. Nurul Khasanah.
Memasuki musim penghujan, virus flu burung mulai merebak dan menyerang ternak unggas. Unggas yang staminanya tidak baik, akan mati mendadak. Sedangkan ternak yang kondisinya lebih baik, akan sakit dan bisa diobati. “Agar ternak kondisinya baik, peternak harus lebih menjaga kebersihan kandang dan pakan ternak.”
Sebelumnya, kasus flu burung juga menyerang 23 ekor unggas di Desa Bandunggede, Kecamatan Kedu. Atas kejadian itu, pihaknya menggalakan sosialisasi. Juga membagikan vaksin dan melakukan desinfektan pada peternak kecil. Bantuan ditujukan pada kepemilikan unggas maksimal 5.000 ekor.
Penyebab flu burung karena tingkat kelembaban cukup tinggi pada saat musim hujan. Juga kebiasaan mengumbar ternak dan mencampur unggas dalam satu kandang. Warga memiliki kebiasaan mencampur ayam baru dengan ayam yang lama di kandang. Padahal, seharusnya dipisah dulu untuk mengetahui apakah kondisi ayam baru betul-betul sehat atau ada penyakitnya.
Meski sudah mulai muncul flu burung, dibandingkan pada 2016 lalu, kasus tahun ini masih rendah. Sepanjang Januari–November, hanya ada 55 unggas yang mati karena flu burung di dua tempat. Berbeda dengan tahun lalu, mencapai 1.737 unggas yang terkena flu burung. (jpg/isk)
Sumber: Radar Semarang