Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies
Thursday, 8 June 2017

Malignant Catarrhal Fever (MCF)

Minggu, 23 Februari 2014

Diagnosa Laboratorium

Metode uji

Metode Uji MCF

AIHV-1 bisa ditemukan pada hewan yang menunjukan gejala klinis dengan menggunakan leukosit atau suspensi sel darah perifer yang dibuat dari kelenjar getah bening dan limpa. Virus juga dapat ditemukan pada rusa kutub, baik dari leukosit atau dari suspensi sel organ lainnya. OvHV-2 belum pernah diidentifikasi secara formal, meskipun garis sel lymphoblastoid berkembangbiak dari hewan tertular yang mengandung DNA OvHV-2-spesifik, partikel virus telah diamati dalam sel-sel ini.

Baik AlHV-1 maupun OvHV-2 telah menjangkiti secara eksperimen pada kelinci dan hamster, dimana lesio berkembang sebagai salah satu karakteristik dari MCF. DNA virus telah terdeteksi dalam bahan klinis dari kasus MCF yang disebabkan oleh AIHV-1 dan OvHV-2 menggunakan PCR. PCR menjadi metode pilihan untuk mendiagnosis-OvHV 2.

Sampel

Isolasi dan deteksi virus:
Dinginkan tetapi jangan membekukan jaringan.

  • AlHV-1 tidak aktif dengan cepat pada hewan mati – sampel yang paling bermanfaat dikumpulkan dengan segera setelah eutanasia atau kematian.
  • Jaringan untuk isolasi virus: darah antikoagulan 10-20 ml- dalam EDTA, limpa, paru-paru dan kelenjar getah bening,
  • dan kelenjar adrenal
  • Jaringan untuk PCR: darah antikoagulan, ginjal, kelenjar getah bening, dinding usus, otak dan jaringan lainnya dari atas.

Uji Serologis:

sampel serum berpasangan (5 ml) diambil 3-4 minggu, terpisah

Histopatologi

  • Sapi: paru-paru, hati, kelenjar getah bening, kulit (jika muncul lesio), ginjal, kelenjar adrenal, mata, kerongkongan, Peyer’s patches, kandung kemih, tiroid, otot jantung,
  • dan otak
  • Bison: jaringan saluran urogenital dan usus sangat penting
  • Spesies lainnya: berbagai jaringan.
Prosedur

Identifikasi agen:

  • Isolasi virus dari leukosit perifer (AlHV-1).
  • Kebanyakan kultur monolayer yang berasal dari ruminansia bersifat rentan dan dapat terjadi efek cytopathic (CPE). Kultur darei sel tiroid sapi telah digunakan secara ekstensif. Isolat primer biasanya menghasilkan CPE multinuklear di mana antigen virus dapat
  • diidentifikasi oleh immunofluorescence atau immunocytochemistry.
  • PCR (AlHV-1 dan OvHV-2)

Uji Serologi
AlHV-1

Rusa kutub yang terinfeksi akan membentuk antibodi terhadap AIHV-1, yang dapat dideteksi dalam empat uji berikut ini. Namun, respon antibodi dari hewan yang tertular sangat terbatas, tanpa berkembangnya netralisasi antibodi, sehingga deteksi bergantung pada penggunaan immunofluorescence, ELISA atau imunoblotting.

  • Virus neutralisation
  • Immunoblotting
  • Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)
  • Immunofluorescence

OvHV-2

Antibodi untuk OvHV-2 hanya terdeteksi dengan menggunakan AIHV-1 sebagai sumber antigen. Domba domestik secara konsisten memiliki antibodi yang dapat dideteksi oleh immunofluorescence, ELISA atau imunoblotting. Meskipun sering antibodi dapat dideteksi oleh immunofluorescence dan ELISA pada sapi dengan MCF, pada hewan tertular yang lebih akut seperti rusa, antibodi tidak selalu hadir.

  • Immunofluorescence
  • ELISA
  • Immunoblotting
  • dokterternak

    Di artikel ini tertulis:
    “Di Indonesia MCF juga disebut sebagai Bovine Epimeral Fever dan penyakit ini merupakan penyakit yang umum menyerang sapi di Indonesia (Sianturi, 2007).”

    Padahal etiologinya saja sdh berbeda..