Pemusnahan Unggas Ditolak
SLAWI (SINDO) – Puluhan ayam kampung di Desa Dermasandi,Kec Pangkah,Kab Tegal, positif terjangkit virus flu burung. Namun, warga menolak tindakan pemusnahan massal unggas. Alasannya, mereka tidak mendapatkan ganti rugi dari pemerintah daerah. Akhirnya,Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan (DPKP) Kab Tegal hanya memusnahkan puluhan ekor ayam yang mati positif avian influenza/ AI dengan cara dibakar berikut kandang-kandangnya. Kasi Kesehatan Hewan (Keswan) DPKP Kab Tegal, Abdi Manaf, di sela-sela pemusnahan ayam mengatakan, langkah itu dilakukan untuk antisipasi penyebaran virus.
”Kami sebenarnya mau melakukan pemusnahan massal di sekitar lokasi. Tetapi, ditolak warga dengan alasan tidak ada ganti rugi,”ujarnya. Menurut dia, kematian unggas yang positif flu burung di Desa Dermasandi, merupakan kasus pertama yang ditemukan pada awal 2008 ini.Sebelumnya, kematian unggas terjadi di beberapa daerah, seperti Kec Tarub sebanyak 50 ekor dan Kedungbanteng, 40 ekor negatif flu burung. ”Hasil rapid test di Desa Dermasandi menunjukkan ayam-ayam itu positif terkena flu burung dengan ciri-ciri jengger berwarna biru, mulut, dan anus keluar lendir,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, selain memusnahkan bangkai ayam pihaknya meminta warga untuk mengkarantina atau mengkandangkan ayamayamnya selama 21 hari. Upaya itu ditempuh untuk antisipasi agar ayam yang sehat tidak tertular virus flu burung. Terlebih,upaya depopulasi unggas ditolak warga. Langkah lainnya, DPKP bersama para pemilik ayam melakukan penyemprotan kandang dengan menggunakan cairan desinfektan. Pihaknya juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak menyentuh ayam mati secara langsung dan tidak membuang bangkai ayam ke sungai. Data yang diperoleh SINDO menyebutkan, total ayam kampung yang mati mendadak di desa tersebut ada 52 ekor. Rinciannya, 15 ekor milik Slamet, Khariri 8, Agus Riyanto 4,Sobar 17,Darto 4,dan Muinah 4 ekor.
Ayam ayam itu mati serentak pada Sabtu pagi (23/2) lalu. Menurut Slamet,30,warga setempat, sekitar seminggu sebelumnya ada ratusan ayam potong di Desa Jatilawang, Kec Pangkah, mati mendadak. ”Kemungkinan karena tertular virus ayam potong itu.Sebelumnya tidak ada gejala ngantuk atau sakit,”katanya. Khariri, 45,warga lain mengaku khawatir dengan kematian ayam secara mendadak itu.Dia meminta dinas terkait mengantisipasi meluasnya penyebaran virus itu. ”Kami khawatir virus itu menular ke manusia, apalagi di sini banyak anak-anak yang main di pekarangan,”ujarnya. (kastolani)
Sumber : SINDO Jawa Tengah & DIY