Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies
Friday, 25 November 2016
bagansiapiapi

Ada Sapi Kurban di Bagansinembah Terjangkit Virus Jembrana

Sabtu, 3 September 2016

Bagansiapiapi — Menjelang Hari Raya Idul Adha pada tanggal 12 September 2016 mendatang, ribuan hewan kurban, seperti sapi, kerbau dan kambing saat ini telah dipersiapkan. Kendati demikian, masyarakat dihimbau agar lebih berhati-hati dalam membeli hewan kurban untuk dipotong. Pasalnya, saat ini telah ditemukan adanya hewan kurban sapi yang mengidap virus jembrana.

Demikian dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Ir Muslim melalui Kepala Bidang Peternakan Kabupaten Rohil,  Kasbu SP, Jumat (2/9) di Bagansiapiapi. Ia mengatakan, virus jembrana tersebut ditemukan menyerang satu ekor sapi milik warga Baganbatu, Kecamatan Bagansinembah. Namun demikian, virus ini hanya bisa menular dari hewan ke hewan lainnya, khususnya sapi Bali dan tidak berbahaya bagi manusia.

“Ciri-ciri hewan kurban yang terserang virus jembrana itu memiliki mata merah, mengeluarkan keringat darah, dan terjadinya pembengkakan pada kelenjer limfe. Sedangkan pada daging terdapat pembengkakan limpa, bintik merah pada jantung, omasum dan rektum,” sebutnya.

Dilanjutkan, virus ini juga harus diwaspadai, khususnya masyarakat yang berkurban tahun ini, mengingat virus itu telah menyerang beberapa kabupaten dan kota di Provinsi Riau, seperti Rohil, Pelalawan, Inhu, Kampar, Inhil, Bengkalis, Siak, dan Dumai.

“Virus jembrana ini bisa menular ke hewan lain hingga 70 persen angka kematiannya. Selain di Kecamatan Bagansinembah, kecamatan lain yang terancam virus hewan tersebut adalah Kecamatan Kubu, Simpang Kanan, Bangko Pusako, dan Pujud. Sementara kecamatan lainnya saat ini masih aman dari ancaman virus jembrana tersebut,” paparnya.

Untuk penanggulangan virus tersebut, Distanak Kabupaten Rohil akan melakukan vaksin kepada hewan kurban sebanyak tiga kali selama satu tahun. Hal ini dilakukan agar hewan ternak warga terbebas dari wabah tersebut sesuai dengan keputusan Menteri Peternakan Nomor 180/KPTS/PD.650/2/2014 tentang pernyataan wabah virus jembrana.

 

Distanak Lakukan Vaksin

Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Rohil menurunkan delapan orang petugas guna memberikan vaksinasi dan vitamin kepada ternak sapi Bali dengan cara menyuntiknya langsung ke kandang peternak di Kepenghuluan Lenggadai Hilir, Kecamatan Rimba Melintang, Kamis (1/9) pagi.

Hal ini guna mencegah penyakit jembrana pada ternak sapi Bali. Petugas yang turun langsung ke lapangan sebanyak delapan orang dikoordinatori oleh Musliadi SPt. Turut hadir pada kegiatan ini Babinsa Lenggadai Paimen, PPL Pertanian Lenggadai Hilir Mira, dan Datuk Penghulu Lenggadai Hilir Syofyanto.

Koordinator vaksinasi jembrana dan vitamin Musliadi SPt mengatakan, pemberian vaksinasi jembrana ini dilakukan guna mencegah agar ternak sapi tidak terjangkit virus.
“Penyakit jembrana merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang sering menyerang ternak ruminansia, terutama sapi Bali,” ungkap Musliadi.

Diterangkan Musliadi, awalnya penyakit ini terjadi di Kabupaten Jembrana, Bali sekitar tahun 1964. Kini, telah menyebar ke seluruh Indonesia, seperti Jawa Timur, Kalimantan, dan Bali khususnya.

“Penyakit ini disebabkan oleh virus yang dinamakan lentiviridae famili retroviridae. Virus ini tergolong baru dan satu kelompok dengan virus HIV penyebab AIDS pada manusia. Sehingga menarik perhatian dunia dan banyak para peneliti yang ingin meneliti lebih jauh tentang virus ini,” terangnya.

Ia menambahkan, sumber utama penyebaran virus lentiviridae secara mekanis disebabkan oleh gigitan lalat penghisap darah, seperti Tabanus sp. Penyakit jembrana sifatnya yang akut dapat menyebabkan kematian (mortalitas) yang sangat tinggi sekitar 17 persen dan mordibidatas juga tinggi.

‘”Gejala umum sapi Bali terkena penyakit jembrana ketika masa inkubasi 4 sampai 12 hari disertai tanda-tanda suhu tubuh meningkat hingga 42 derajat celcius, diare yang bercampur darah, terjadi pembengkakan pada kelenjar limfe prescapularis, prefemoralis, dan parotis. Kemudian terlihat adanya bercak darah pada kulit, terlihat depresi, kematian mendadak (jika telah akut),” pungkas Musliadi. (Ed: Maulana Asmi)

 

Sumber: Riau Potenza