Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies
Tuesday, 13 September 2016
3381559398_2c7329652c

Positif Diserang Flu Burung, Ribuan Unggas di Lamongan Mati

Jumat, 23 Januari 2015

LAMONGAN - Ribuan unggas jenis puyuh, ayam petelor dan bebek milik sejumlah peternak di Kecamatan Tikung dan Turi, Lamongan, mati mendadak. Diduga akibat terserang virus avian influenza atau flu burung. Akibat musibah yang dialami, peternak mengaku rugi ratusan juta rupiah.

Seperti dialami Rasyid, peternak Kecamatan Tikung, terhitung 1.900 ekor burung puyuh yang dipelihara mati mendadak. Ia mengaku, kematian unggas peliharaannya itu setelah mendatangkan pasokan unggas. “Tanpa tahu penyebab pastinya, tapi tiba-tiba mati semua,” ungkap Rasyid kepada wartawan. Takut mewabah, Rasyid membakar semua unggasnya yang mati dan ditimbun dalam tanah.

Selain burung puyuh, sebanyak 30 ekor ayam miliknya juga mati mendadak. Kematian ayam ini dipastikan karena penyebaran virus avian influenza yang menyerang burung puyuh di kandangnya.

Kondisi serupa juga dialami Sutrisno, warga Desa Geger, Kecamatan Turi, ratusan unggas miliknya mati mendadak.

Kejadian yang menimpa, Rasyid dan Sutrisno ini memicu keresahan puluhan peternak unggas petelur yang menyebar di Lamongan. Peternak khawatir, virus flu burung ini menyebar, mengingat sebagian besar warga kecamatan Turi berprofesi sebagai peternak unggas.

Sutrisno, mengaku kejadian ini sudah dilaporkan ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Dari pemeriksaan sementara, disinyalir matinya unggas ini akibat dari virus avian influenza atau flu burung. Ribuan unggas yang mati mendadak itu mengalami mata biru, tidak nafsu hingga pada akhirnya mati.

Selain unggas-unggas milik peternak di Desa Wonokromo, Desa Takeran Klanting, Kecamatan Tikung, serangan flu burung juga menyerang unggas di Desa Sukolilo, Kecamatan Sukodadi.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sukriyah dikonfirmasi Surya, Jumat (23/1/2015) membenarkan adanya flu burung yang menyerang ribuan unggas milik Rasyid, warga Tikung. ”Ya, positif flu burung dan ada 1.900 ekor yang mati mendadak,” kata Sukriyah.

Pihaknya sudah menerjunkan petugas untuk melalukan langkah preventif dengan penyemprotan disinfektan pada unggas. ”Kita sudah melokasir dan melakukan penyemprotan disinfektan,” katanya. Ia berharap kepada para peternak untuk menjaga kebersihan dan melakukan sterilisasi kandang.

Artinya tidak semua orang bebas masuk ke kandang. Langkah membakar unggas yang mati dilakukan harus dibarengi dengan upaya preventif untuk melarang semua orang bebas masuk kandang. (Hanif Manshuri|Editor: Yoni)

Sumber: Surya Online