Sabtu, 15 Mei 2010      Login | Register

Relokasi Ayam Mundur Lagi, Pemindahan Akan Dilakukan Bertahap hingga Desember

Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akhirnya memutuskan relokasi tempat penampungan dan pemotongan ayam tradisional dilakukan bertahap sampai Desember. Pemindahan para pengusaha ayam dimulai dari kawasan sekitar rumah potong ayam yang disiapkan pemerintah.
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Muhayat, Kamis (22/4) di Balaikota DKI Jakarta, mengatakan, batas waktu relokasi tempat penampungan dan pemotongan ayam pada 24 April tidak dapat ditepati secara menyeluruh karena keterbatasan sarana dan prasaran yang ada. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak berniat memaksakan relokasi serempak karena akan menimbulkan masalah di tata niaga ayam.

”Pemprov DKI dan para pedagang ayam terus mencari solusi alternatif menciptakan pemotongan ayam yang higienis dan menekan risiko penyebaran virus flu burung. Pemprov juga mengupayakan penambahan jumlah rumah potong ayam (RPA) yang baru lima unit di seluruh Jakarta,” kata Muhayat.
Asisten Sekda DKI Bidang Perekonomian Mara Oloan Siregar mengatakan, jumlah penampung dan pemotong ayam di Jakarta memang lebih banyak daripada kapasitas RPA yang ada. Pemindahan penampung dan pemotong akan dilakukan bertahap sampai akhir tahun sambil mempersiapkan penambahan RPA jika memungkinkan.
Dalam struktur perdagangan ayam di Jakarta, terdapat penampung ayam, penampung sekaligus pemotong, pedagang sekaligus pemotong, dan pedagang daging ayam saja. Pada tahap awal, penampung dan penampung sekaligus pemotong ayam yang akan direlokasi ke lima RPA yang sudah disiapkan.
”Ayam hidup akan masuk ke RPA dan dipotong di sana. Lalu dibawa dalam kondisi dingin ke lokasi usaha milik para penampung agar pedagang pengecer mudah mengambil untuk dijual lagi. Mereka juga mulai menyiapkan mobil dengan pendingin ayam agar mempermudah distribusi,” kata Oloan.
Sebagian penampung ayam sudah mulai masuk ke RPA Rawakepiting. Mereka mulai sadar pentingnya menjaga kesehatan lingkungan kota. Selain itu, masyarakat di sekitar tempat penampungan juga mulai protes dengan keberadaan mereka.
Tidak mau pindah
Di Jakarta Selatan, sebagian besar pedagang belum ingin pindah dari tempat mereka berjualan. Di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan, pedagang sekaligus pemotong ayam bertahan di lantai dua pasar tersebut. Padahal, pengelola menyiapkan lokasi baru di dekat pintu keluar pasar.
Di Pasar Kebayoran Lama, ratusan pedagang ayam masih berjualan di tempat mereka. Irfan (38), pedagang ayam di Pasar Kebayoran Lama, tidak ingin meninggalkan tempat dia berjualan sekarang. Irfan menempati kawasan Gang Buntu di pasar ini bersama pedagang lain.
Irfan selain berjualan ayam juga menyediakan jasa pemotongan. ”Saya sudah 20 tahun di sini. Kalau pindah repot. Saya tidak tahu, apakah harus mencari tempat berjualan baru,” kata Irfan.
Dia tidak tahu konsep pemerintah tentang relokasi tempat penampungan dan pemotongan ayam.
Irfan hanya tahu bahwa pemerintah melarang pedagang berjualan ayam dalam keadaan hidup di wilayah Jakarta.
”Saya tidak akan pindah, tetapi jika pemerintah mengatur tempat berjualan agar bersih, saya bersedia,” kata pria asal Lamongan, Jawa Timur, ini. (ECA/NDY)
Sumber : Kompas