Unggas Dimusnahkan di Bali
Badung - Lebih dari 300 unggas berbagai jenis di Desa Tuka, Badung, Bali, dimusnahkan petugas Dinas Peternakan Kabupaten Badung dalam sepekan terakhir. Hasil tes cepat menunjukkan bahwa kematian adalah akibat serangan virus H5N1 atau flu burung. Pertengahan pekan lalu terjadi kematian mendadak unggas-unggas milik warga desa itu.
Setiap hari lebih dari 10 petugas dibantu warga setempat menjaring dan menembak unggas jenis ayam kampung di sejumlah banjar. Warga secara sukarela menyerahkan unggas mereka untuk dimusnahkan. Selain ayam, ada warga yang menyerahkan mentok dan itik.
Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Badung I Gede Asrama menyatakan, kegiatan pemusnahan massal unggas diambil untuk memutus rantai penularan virus H5N1.
”Kami tidak ingin mengambil risiko lebih besar dengan terjadinya kematian mendadak unggas. Hasil tes cepat terhadap unggas yang mati juga positif ada paparan virus H5N1. Jadi harus senantiasa waspada,” kata Asrama di Badung, Jumat (14/8).
Kematian mendadak sejumlah unggas mula-mula diketahui terjadi di Banjar Pengilingan. Kelian banjar langsung melaporkan kepada Kepala Desa Tuka yang langsung meneruskan ke Dinas Peternakan Badung. Di Badung kegiatan ini merupakan pemusnahan massal unggas yang kedua kalinya. Awal tahun ini ratusan unggas dimusnahkan di Desa Penatih, Badung utara, karena positif flu burung.
Hasil negatif
Ni Komang Nilawati (15), warga Pulesari Kecamatan Tembuku, Bangli, yang sempat diduga terpapar virus H5N1 akhirnya dinyatakan negatif oleh otoritas RSUD Sanglah. Pertengahan pekan lalu Nilawati dilarikan ke RSUD Sanglah dengan kondisi demam tinggi disertai batuk dan pilek. Dugaan terpapar virus H5N1 dilatarbelakangi ada kontak langsung Nilawati dengan unggas peliharaannya yang dinyatakan positif H5N1. Unggas itu dimusnahkan semuanya bersamaan Nilawati masuk RSUD Sanglah.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Bangli Ida Idewa Agung Raka kemarin mengatakan, jumlah populasi ternak ayam dan itik yang diduga terjangkit virus H5N1 di Bangli mencapai 1.836 ekor, dengan yang dinyatakan positif mati lantaran terjangkit mencapai 1.356 ekor. Meski virus mematikan ini belum sampai menulari manusia di Bangli, warga diminta tetap tenang, tetapi waspada.
Serangan flu burung pada unggas di Bali pertama kali ditemukan di Kabupaten Tabanan, empat tahun lalu. Serangan pada manusia pertama kali di Kabupaten Jembrana, satu warga Jembrana tewas dua tahun lalu. Sejak itu Bali termasuk dalam daerah terpapar virus H5N1. Pemerintah Provinsi Bali telah menerbitkan aturan pelarangan memasukkan unggas hidup ke Bali dari luar pulau. Namun, penyelundupan unggas hidup diduga terus berlangsung dari Jawa Timur, terutama lewat pelabuhan-pelabuhan rakyat di Jembrana dan Buleleng. Hal ini terkait kebutuhan unggas untuk konsumsi dan upacara adat ataupun keagamaan, yang diperkirakan mencapai 100.000 ekor per hari. (BEN)
Sumber :Kompas