Selasa, 23 Nopember 2010      Login | Register

CIVAS Berpartisipasi dalam Sosialisasi Sistem Medik Veteriner di Workshop dan KIVNAS ASLIQEWAN

Bogor, 30-31 July 2010

Dalam rangka menyongsong Mukernas PDHI yang direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 mendatang di kota Semarang, ASLIQEWAN (Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Akuatik dan Hewan Eksotik) menyelenggarakan satu kegiatan dengan tajuk “WORKSHOP DAN KIVNAS ASLIQEWAN” pada tanggal 30-31 Juli 2010, di CICO Resort, Cimahpar – Bogor.  Kegiatan ini dilaksanakan untuk melakukan konsolidasi ke dalam organisasi ASLIQEWAN serta meningkatkan keterampilan anggota dan peserta workshop melalui kegiatan cointinuing education (CE).

Kegiatan workshop yang di buka oleh Ketua Umum ASLIQEWAN, Dr. Drh. Muhammad  Agil, M.Sc, Agr juga dihadiri oleh Ketua Umum PDHI, Drh. R.D. Wiwiek Bagja serta Drh. Wisnu Wardana sebagai Ketua PDHI Bidang Organisasi.  Pada acara pembukaan tersebut disampaikan pula paparan mengenai PDHI, ONT dan kesiapan ONT dalam melakukan standarisasi kompetensi dokter hewan terkait bidang satwa liar oleh Drh. Wiwiek.  Dengan semakin berkembangnya jaman maka dokter hewan sebagai tenaga profesional diharuskan mampu bersaing dengan tenaga profesional dari negara lain, oleh karena itu peningkatan kemampuan dokter hewan mutlak diperlukan.  Kemampuan tersebut harus terus ditingkatkan, dievaluasi dan disertifikasi. Untuk kepentingan standarisasi kompetensi, maka peran ONT PDHI sesuai bidang masing-masing menjadi yang terdepan, dan ASLIQEWAN sebagai organisasi yang berbasis minat dan keilmuan yang sama diharapkan dapat memegang peranan tersebut demi kemajuan profesi dokter hewan di bidang satwa liar, akuatik dan hewan eksotik di Indonesia.
Kegiatan CE yang juga merupakan agenda utama acara tersebut menampilkan dua pembicara utama yaitu Drh. S.Rotoro yang memaparkan Medis Klinik Hewan Eksotik dan Drh. Slamet Rahardjo, MP yang memaparkan tentang Medis Klinik Hewan Reptil dan Amphibia.  Yang menjadi semakin menarik adalah diadakannya praktek langsung dengan hewan sehingga para peserta tidak hanya mendapatkan teori, tetapi dapat langsung melatih keterampilannya. Selain itu, diadakan juga case sharing dari beberapa peserta. Sesi ini membuka pemikiran dan menambah pengetahuan para peserta terutama karena selama ini menangani kasus yang beragam spesies, lokasi dan situasi umum lainnya.
Workshop yang berlangsung dua hari tersebut dihadiri oleh 26 peserta yang terdiri dari praktisi hewan kecil (pribadi dan rumah sakit), dokter hewan independen satwa liar, dokter hewan pusat penyelamatan satwa, dokter hewan pusat pelatihan gajah, dokter hewan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Dephut), dokter hewan di LSM, dan dokter hewan di universitas.
CIVAS sebagai organisasi yang juga turut peduli dengan kesehatan hewan satwa liar mengirimkan dua perwakilan, yaitu Drh. Riana Aryani Arief dan Drh. M.D. Winda Widyastuti.  Dalam satu sesi singkat, Direktur Eksekutif CIVAS, drh. Albertus Teguh Muljono juga menyampaikan sosialisai mengenai medik konservasi dalam UU No. 18/2009. Dengan sedang disusunnya peraturan pemerintah yang akan mengatur dokter hewan dalam medik konservasi, maka posisi dan peran dokter hewan akan menjadi semakin jelas dan dilindungi oleh hukum. Masukan dari ASLIQEWAN, sebagai organisasi profesi non-teritorial untuk dokter hewan yang bergerak di bidang satwa liar, hewan eksotik dan akuatik, sangat diperlukan agar rancangan peraturan pemerintah tersebut menjadi tepat sasaran.
Hal penting lain yang dilakukan dalam workshop ini adalah konsolidasi ke dalam organisasi ASLIQEWAN.  Dalam pertemuan telah dipilih pengurus baru ASLIQEWAN periode 2010 – 2012. Susunan inti kepengurusan adalah Drh. Zulfi Arsan sebagai Ketua, Drh. Andriansyah sebagai Sekretaris dan Drh. Rachmad Wahyudi sebagai Bendahara.  Program kerja yang akan dilaksanakan adalah: 1. Konsolidasi Anggota dan keanggotaan ASLIQEWAN, serta penguatan organisasi kedalam (ASLIQEWAN dan PDHI); 2. Peningkatan kapasitas dokter hewan Indonesia yang berkecimpung di Bidang Satwa Liar, Akuatik dan Hewan Eksotik, terutama anggota ASLIQEWAN; dan 3. Penguatan organisasi ke luar.  *** (Wnd, Rie)