Setiap Hari, Sapi Peternak Kuansing Mati Mendadak
Rabu, 13 Juli 2016
Teluk Kuantan - Sejak beberapa minggu terakhir, para peternak sapi di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) risau sejumlah ternak sapi mereka mati mendadak. Kuat dugaan virus jembrana sudah menyerang Kuansing.
Tak pelak lagi, kasus kematian mendadak sapi ternak itu bikin warga sekitarnya resah. “Sekarang banyak sapi yang mati, kalau di wilayah Kenegerian Kopah (Kuantan Tengah) hampir setiap hari ada saja sapi milik warga yang mati,” risau salah seorang warga Kenegerian Kopah, Amrizal, Selasa (12/7/2016) di Teluk Kuantan.
Menurut Amrizal, sapi-sapi itu mati mendadak beberapa minggu terakhir. Pihaknya takut jika kematian sapi itu disebabkan virus antraks yang membahayakan kesehatan manusia. “Ini terjadi sejak beberapa minggu terakhir ini. Kami jadi takut kalau penyakit itu menular ke manusia,” kata dia.
Diketahuhi, antraks adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis dalam bentuknya yang paling ganas.
Sementara, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Kuansing, Marhumala Pontas, melalui Kepala Bidang (Kabid) Produksi dan Pengembangan Peternakan, Tarigan dikonfirmasi mengatakan analisis sementara hal itu terjadi akibat merebaknya virus Jembrana dan Parasit di beberapa wilayah di Kuansing.
“Berdasarkan analisis sementara, virus jembrana dan parasit sedang merebak di wilayah Kuansing, akibatnya banyak ternak sapi yang terjangkit dan akhirnya mati,” kata Tarigan.
Menurut Tarigan, sebagai langkah pencegahan harus dilakukan upaya pemberian vaksin terhadap ternak yang belum terkena virus. Termasuk juga imbauan kepada petani ternak agar memisahkan ternak mereka yang terkena virus dengan yang belum terjangkit atau yang masih sehat.
Secara terpisah, salah seorang Petugas Penyuluh Peternakan, Delta mengatakan pada tahun ini sudah ratusan sapi di Kuansing mati akibat virus Jembrana dan parasit ini.
“Analisa sementara, virus itu menyerang antibodi hewan ternak sehingga ternak menjadi lesu dan tidak mau makan hingga mati,” kata Delta.
Delta juga menyebut, biasanya jika ternak terserang penyakit itu ketahanannya paling lama hanya tiga hari setelah itu mati,” nilai dia.
Dikatakan Delta, berdasarkan temuan di lapangan ternak yang mati ditemukan adanya percikan darah di sekitar rongga seperti mulut, telinga, hidung dan ekor. Gejalanya disebut “keringat darah” karena ada pendarahan di kulit, demam tinggi, lemas, tidak mau makan, leleran dari hidung dan diare berdarah. (hr/hrc | Ed: fitcvs)
Sumber: Hebat Riau.com