Vets for a Better Life
Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies
Thursday, 28 March 2024
201811082018-11-08-ASF
Sumber: Ditkeswan, Kementan RI

Diserang Virus ASF, Ratusan Ekor Babi di NTT Mati

Minggu, 23 Februari 2020

Kupang, NTT - Ratusan ekor ternak babi milik warga di sejumlah kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) mati akibat diserang Virus Demam Babi Afrika (African Swine Fever Virus/ASF) beberapa pekan terakhir.

Saking banyaknya, Asisten II Setda NTT Semuel Rebo mengatakan menduga ternak babi yang mati akibat serangan virus tersebut kemungkinan telah mencapai ribuan ekor. “Ternak babi yang mati saat ini mencapai ratusan ekor, itu yang dilaporkan pemiliknya. Ada banyak yang tidak melaporkan,” ujarnya (23/2).

Di Kabupaten Belu, ternak babi yang mati tercatat 574 ekor dan Timor Tengah Utara lebih dari 100 ekor. Dua kabupaten itu berbatasan dengan Timor Leste yang pada September 2019 terserang demam babi. Sedangkan data kematian ternak babi di kabupaten lainnya seperti Malaka, Timor Tengah Selatan, Kupang, dan Kota Kupang belum dilaporkan. “Kematian babi di Belu itu sudah terkonfirmasi akibat virus ASF,” ujarnya.

Gejala klinis ternak babi yang terinfeksi ASF ialah kematian mendadak, demam tinggi dengan suhu badan antara 40,5-42 derajat celcius, tidak ada nafsu makan serta pendarahan pada kulit dan organ.

Semuel juga memastikan serangan virus ASF di Belu berasal dari Timor Leste. Padahal sejak virus tersebut mewabah di Timor Leste, NTT langsung memperketat lalu lintas ternak dari Timor Leste yang melewati pintu-pintu perlintasan.

Tetapi di batas negara kita, tambahnya, banyak jalan tikus (jalan tak resmi) yang kemungkinan dijadikan jalur penyelundupan ternak babi ke wilayah Atambua, ibu kota Belu.

Menurut Semuel, virus ASF bisa menyebar lewat ternak lain atau manusia. Lalu lintas orang dari luar negeri di pintu-pintu perlintasan negara antara Indonesia-Timor Leste juga berpotensi membantu penyebaran virus di wilayah NTT.

Adapun Dinas Peternakan NTT sudah melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus antara lain menyemprotkan cairan disinfektan pada kandang babi dan memperketat pengiriman ternak antarapulau. Ini untuk mengantisipasi virus menyebar ke pulau-pulau lainnya seperti Flores,  Sumba, Alor, Sabu, dan Alor.

Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan NTT Dany Suhadi mengatakan ASF mampu bertahan dalam suhu 56 derajat celcius dalam waktu 70 menit, 60 derajat celcius dalam 20 menit, dan 70 derajat celcius dalam waktu 10 menit.  Virus ini juga bertahan dalam daging beku selama 1.000 hari.

“Virus ini mematikan dan menular sangat cepat sampai saat ini belm ada obat dan vaksin yang diproduksi massal untuk pengobatan,” ujarnya. (Palce Amalo)

 

Sumber: Media Indonesia

Tinggalkan Balasan

Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.

Diserang Virus ASF, Ratusan Ekor Babi di NTT Mati

by Civas time to read: 1 min
0