Vets for a Better Life
Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies
Saturday, 20 April 2024
asf-map_0
Sumber: FAO

Indonesia Umumkan Wabah Demam Babi Afrika

Rabu, 18 Desember 2019

Jakarta – Pemerintah Indonesia melaporkan wabah demam babi afrika di 16 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Laporan wabah demam babi afrika tersebut dimuat dalam situs web Organisasi Kesehatan Hewan Dunia, 17 Desember 2019.

Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia drh Muhammad Munawaroh berdialog dengan para peternak babi di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (16/12/2019). Informasi laporan wabah tersebut disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) drh Muhammad Munawaroh.

”Menurut situs web OIE (Office International Des Epizooties, Organisasi Kesehatan Hewan Dunia), Indonesia telah melaporkan ASF (african swine fever, demam babi afrika) tanggal 17 Desember 2019 dan telah diumumkan OIE pada tanggal yang sama,” tutur Munawaroh.

Menurutnya, Indonesia sudah menjadi anggota OIE sehingga wajib melaporkan kejadian penyakit baru jika ditemukan di negara Indonesia. Munawaroh juga menerima salinan Surat Keputusan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Nomor 820/KPTS/PK.320/M/12/2019 tentang pernyataan wabah demam babi afrika di beberapa kabupaten/kota di Sumatera Utara. Surat keputusan tersebut ditandatangani 12 Desember 2019.

Dalam surat itu disebutkan 16 kabupaten/kota yang terjadi wabah ASF. Ke-16 kabupaten/kota itu adalah Kabupaten Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Karo, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Langkat, Kota Tebing Tinggi, Kota Pematang Siantar, dan Kota Medan.

 

Dalam situs web OIE (https://www.oie.int/wahis_2/public/wahid.php/Reviewreport/Review?page_refer=MapFullEventReport&reportid=32482) tertulis, laporan Indonesia disampaikan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan drh I Ketut Diarmita tanggal 17 Desember 2019.

Dalam laporannya disebutkan ada 392 wabah di peternakan rakyat di 16 kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut). Dalam laporan itu disebutkan ada 34 kabupaten/kota di Sumut. Yang benar terdapat 33 kabupaten/kota di Sumut.

Wabah pertama terjadi pada 4 September 2019 di Kabupaten Dairi dan dengan cepat menyebar ke 16 kabupaten lainnya. Konfirmasi ASF dilakukan pada 27 November 2019. Diagnosis penyakit ASF dilakukan Balai Veteriner Medan dengan uji PCR dan nekropsi atau bedah mayat. Penyebabnya adalah virus ASF. Sumber penularan disebutkan ”tidak dikenal dan tidak meyakinkan”.

”Sumber infeksi tidak dapat disimpulkan, tetapi penilaian risiko yang cepat menunjukkan bahwa pengangkutan babi hidup dari daerah lain dan terkontaminasi muntahan dari penanganan hewan, kendaraan, dan pakan ternak berperan dalam infeksi ini. Pembuangan babi mati, pembersihan, dan disinfeksi sedang dilaksanakan,” demikian komentar epidemiologis dalam laporan di situs web OIE tersebut.

Berdasarkan Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan, terdapat 1.228.951 babi di Sumut. ASF menyebabkan kematian 28.136 babi. Tingkat kematian sebesar 2,29 persen. Tingkat fatalitas 100 persen.

Untuk mengontrol ASF, dalam laporannya Pemerintah Indonesia melakukan tindakan berupa kontrol di dalam negeri, surveilans, karantina, pembuangan resmi karkas, produk sampingan, dan limbah, zonasi, desinfeksi, vaksinasi jika ada vaksin, dan tidak ada perawatan hewan yang terkena dampak ASF.

Mantan penyidik penyakit hewan, drh Soeharsono, membenarkan Indonesia telah melaporkan secara resmi wabah ASF ke OIE. Menurutnya, laporan ini sangat penting bagi Indonesia untuk melakukan tindakan pengamanan, terutama wilayah yang belum tertular. Laporan ini juga diperlukan oleh Australia dan negara tetangga lain untuk lebih waspada.

”Pernyataan ini tidak berarti aib bagi Indonesia. ASF memang sulit dihindari ketika kita sudah dikepung. Memang ada keterlambatan empat bulan untuk melapor ke OIE. Semoga ini tidak terjadi jika ada wilayah lain yang tertular. Deklarasi ASF di tempat baru mengakibatkan lalu lintas babi hidup masuk dan keluar wilayah tertular ditutup. Ini mengurangi risiko penyebaran,” kata Soeharsono. (Subur Tjahjono)

 

Sumber: Kompas

Tinggalkan Balasan

Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.

Indonesia Umumkan Wabah Demam Babi Afrika

by Civas time to read: 2 min
0