Vets for a Better Life
Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies
Tuesday, 19 March 2024
Laporan PHMS Bandung Barat 2014-2016

Konsultasi Perencanaan Pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014-2016

Rabu, 13 Desember 2017

Dalam mendukung potensi sumber daya peternakan di Indonesia, diperlukan pengendalian penyakit hewan menular strategis yang terencana agar berkembang pesat tanpa ada gangguan penyakit hewan. Upaya tersebut telah dilakukan pemerintah indonesia dalam prioritas penyakit yang perlu diwaspadai melalui SK Menteri Pertanian No.4026/Kpts/OT.140/4/2013 tentang penetapan jenis penyakit hewan menular strategis. Perhatian khusus pemerintah terfokus pada 5 penyakit dalam pengendalian dan penanganannya, yaitu Rabies, Antraks, Brucella, Avian Influenza (AI)/Flu Burung dan Hog Cholera, atau yang dikenal dengan singkatan ‘RABAH’.

Untuk mendukung program pengendalian dan pemberantasan penyakit RABAH di Kabupaten Bandung Barat dengan penggantian penyakit Hog Cholera menjadi Helminthiasis/Kecacingan, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bandung Barat turut melibatkan Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS) sebagai salah satu konsultan dalam perencanaan surveilansnya.

Konsultasi meliputi epidemiologi penyakit hewan, perencanaan kegiatan program pengendalian dan pemberantasan, evaluasi kegiatan surveilans tahun 2014 hingga 2016, dan peramalan di masa depan tentang penyakit RABAH pada hewan. Kegiatan konsultasi ini dilakukan pada tahun 2017.

Beberapa kesimpulan hasil surveilans di Kabupaten Bandung Barat berdasarkan jenis penyakit RABAH antara lain:

1.       Rabies

Laporan data kasus Gigitan Hewan Pembawa Rabies (GHPR) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tahun 2014, 2015 dan 2016 berturut-turut sebanyak 5 kasus, 8 kasus dan 2 kasus, dengan tidak ditemukan kasus positif pada hewan dan manusia. Cakupan vaksinasi rabies di KBB tahun 2016 adalah 66,7% dari total 4.500 populasi Hewan Penular Rabies (HPR) dengan titer protektif sebesar 96%.

2.       Antraks

KBB pernah tertular antraks pada tahun 1973 di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang dikarenakan pembelian sapi perah dari Jawa Tengah yang merupakan daerah endemik antraks. Akan tetapi hingga saat ini tidak pernah ada kasus munculnya antraks baik pada hewan dan manusia.

3.       Brucellosis

Berdasarkan data surveilans aktif, KBB termasuk ke dalam Daerah Tertular Berat (prevalensi >2%) dengan prevalensi tahun 2014 sebesar 4,7% (CI 95% 3,8-5,6%) dari 2.042 sampel dan tahun 2015 sebesar 10,9% (CI 95% 7,6-14,3%) dari 329 sampel, sedangkan tahun 2016 termasuk Daerah Tertular Ringan (prevalensi 2%) dengan prevalensinya sebesar 1,7% (CI 95% 0,4-3,1%) dari 351 sampel.

Dari surveilans pasif KBB tahun 2014 hingga 2016, diketahui ada kenaikan sampel positif di tahun 2016. Presentase sampel positif tahun 2014 hingga 2016 berturut-turut dengan besaran 12,2% dari 123 sampel, 12% dari 449 sampel, dan 15,2% dari 592 sampel.

Wilayah positif brucellosis tersebar di Kecamatan Cisarua, Lembang, Padalarang, dan Parongpong. Dari data KPSBU Lembang, diketahui rata-rata kasus abortus sapi perah sebesar 838 ekor/tahun (11,2%), namun sayangnya tidak diketahui berapa banyak yang disebabkan oleh brucellosis.

4.       Avian Influenza (AI) / Flu Burung

Prevalensi dari surveilans aktif AI di KBB tahun 2014 hingga 2016 diketahui mengalami penurunan, yaitu 14,2% dari 204 sampel di tahun 2014, 0% dari 203 sampel di tahun 2015, dan 2,9% dari 209 sampel di tahun 2016.

Sedangkan presentase seropositif dari rapid test pada surveilans pasif AI tahun 2014 dan 2015 berturut-turut sebesar 100% dari 6 laporan dan 100% dari 5 laporan, serta tahun 2016 tidak ada sampel yang diuji.

Wilayah positif AI tersebar di Kecamatan Batujajar, Saguling, Cihampelas, Cipeundeuy, Padalarang, Cipatat, dan Cililin.

5.       Helminthiasis / Kecacingan

Pada pemeriksaan kecacingan sapi dari surveilans aktif tahun 2015 diketahui memiliki prevalensi yang cukup tinggi yaitu sebesar 89,2% dari 174 sampel.

Sedangkan presentase kecacingan dari surveilans pasif diketahui tahun 2014 sebesar 48,7% dari 1.233 sampel pada sapi/domba, tahun 2015 sebesar 54,2% dari 59 sampel pada domba dan 69,8% dari 295 sampel pada sapi, serta tahun 2016 sebesar 93,3% dari 15 sampel pada domba dan  66,9% dari 353 sampel pada sapi.

Wilayah kantong nematoda tersebar hampir di seluruh kecamatan, kecuali Cipatat. Sedangkan sebaran trematoda ditemukan di 11 kecamatan yaitu Cipeundeuy, Cikalong Wetan, Cisarua, Ngamprah, Parongpong, Lembang, Cihampelas, Saguling, Batujajar, dan Cililin. Untuk sebaran cestoda ditemukan di 6 kecamatan yaitu Parongpong, Batujajar, Ngamprah, Cipatat, Gununghalu dan Lembang.

___________

Hasil konsultasi ini berupa dokumen laporan beserta peta penyakit sebagai pertanggungjawaban CIVAS dan dipresentasikan pada acara pelatihan bimbingan teknis staf lapang dan bidang terkait di Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bandung Barat pada 12 Desember 2017 di Lembang. (fie)

Tinggalkan Balasan

Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.

Konsultasi Perencanaan Pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014-2016

by Civas time to read: 2 min
0