2014, Jumlah Unggas Mati karena Flu Burung Naik 400% di Kabupaten Temanggung
Sabtu, 31 Januari 2015
This post is also available in: English
TEMANGGUNG – Kasus flu burung selama 2014 di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mengakibatkan 4.703 unggas mati atau meningkat tajam dari 2013 yang terjadi kasus 1.429 unggas mati.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung, Sri Widodo di Temanggung, Jumat, mengatakan kasus flu burung pada 2014 ditemukan di 10 kecamatan, antara lain Temanggung, Kedu, Candiroto, Kandangan dan Wonoboyo.
“Peternak langsung membakar dan mengubur ternaknya ketika diketahui mati mendadak akibat serangan flu burung,” katanya seperti dikutip Antara. Ia menyebutkan unggas yang positif flu burung pada 2014 terdiri atas ayam buras sebanyak 169 ekor, ayam pejantan 236 ekor, burung puyuh 4.228 ekor, dan ayam petelur 70 ekor. “Kami telah meminta peningkatan penanganan kandang dan ternak sehingga bisa mencegah flu burung atau meminimalkan bila ada serangan,” katanya. Ia mengatakan pihaknya telah membuat surat edaran pada para camat agar ikut terlibat membantu pengendalian flu burung, terutama dari sisi pendeteksian dini. Upaya ini juga melibatkan pada lurah dan kepala desa.
Menurut dia virus flu burung atau avian influenza (AI) tersebut berpotensi menyerang ternak unggas pada cuaca ekstrem, maka peternak harus melakukan vaksinasi terhadap piaraannya tersebut secara berkala untuk menghindari virus tersebut. Ia mengakui untuk mengantisipasi penyebaran virus AI memang sangat susah, karena Pemkab Temanggung belum bisa membatasi arus lalu lintas perdagangan unggas di daerah ini. Selama ini, katanya Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung baru memberikan vaksin pencegah flu burung kepada peternak unggas.
“Kalau ada pedagang yang meminta rekomendasi surat kesehatan hewan, baru surat tersebut diberikan oleh Disnakan Temanggung. Namun, kebanyakan pedagang tidak meminta surat kesehatan hewan terlebih dulu, dan langsung mengirim unggas itu ke luar daerah, ini yang menjadi kesulitan kami,” katanya. (Editor: Sumadiyono)
Source : JIBI/SOLOPOS/Antara/Kanal Semarang