Kasus Rabies Ancam Warga Sulut
Senin, 26 Januari 2015
This post is also available in: English
MANADO - Bila tak ditangani secara serius, virus rabies yang bisa menular melalui gigitan hewan penular rabies seperti anjing, kucing, kera, nampaknya bisa menjadi ancaman serius bagi warga Sulawesi Utara. Pasalnya selang 3 tahun terakhir provinsi ini menjadi daerah dengan angka tertinggi kasus kematian akibat tertular virus tersebut.
“Berdasarkan data kasus yang kami himpun, daerah kita ini menjadi provinsi dengan presentasi tertinggi kasus kematian akibat rabies dan kebanyakan kasus ini terjadi di kabupaten Minahasa, Minahasa Selatan (Minsel) dan Minahasa Tenggara (Mitra),” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Sulut dr. Grace Punuh kepada wartawan belum lama ini.
Kata Punuh, virus mematikan itu secara umum menginfeksi manusia, melalui air liur hewan yang terinfeksi dan virus rabies biasanya ditularkan melalui gigitan. “Hewan yang paling mungkin untuk menularkan virus penyakit kepada manusia adalah virus rabies pada kucing, kelelawar, anjing, rubah dan musang serta monyet,” jelasnya.
Khusus untuk Sulut penularan virus rabies sebagian besar dari hewan anjing. “Penyakit ini hampir selalu berakibat fatal yakni kematian, sehingga siapa saja yang mungkin memiliki risiko terkena penularan rabies, segeralah menerima vaksin rabies untuk perlindungan,” jelas Punuh.
Berdasarkan keterangan Punuh, ciri-ciri rabies atau gejala rabies pada manusia, demam, sakit kepala, mual, muntah, agitasi, kegelisahan, kebingungan, hiperaktif, kesulitan menelan, air liur berlebihan, takut air (hydrophobia), halusinasi, insomnia, kelumpuhan parsial.
“Carilah perawatan medis segera jika digigit oleh hewan penular rabies. Berdasarkan cedera dan situasi di mana gigitan terjadi, Dokter dapat memutuskan harus menerima pengobatan untuk pencegahan rabies yang bagaimana,” pesannya. (Pengasihan Susanto Amisan, Ed: Robertus Rimawan)
Sumber: Tribun Manado