Master Training on Risk Analysis for Invasive Aliens Species (IAS) Fish and Animal
Sabtu, 18 Juni 2011
This post is also available in: English
Perdagangan hewan hidup saat ini berperan besar dalam penyebaran spesies hewan ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hal tersebut menyebabkan masuknya spesies asing ke dalam ekosistem di suatu negara. Introduksi spesies asing merupakan hal yang patut diwaspadai, karena kontribusinya terhadap kerusakan ekosistem alami dan peranannya dalam penyebaran penyakit hewan serta penyakit manusia secara global. Dalam Konvensi Keanekaragaman Hayati mengamanatkan setiap negara, termasuk Indonesia untuk mencegah pemasukan spesies asing yang dapat mengancam ekosistem, habitat dan spesies asli, yang umumnya disebut Invasive Alien Species (IAS).
Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Karantina Pertanian sebagai ujung tombak pengawasan keamanan hayati hewani yang dimasukkan, dikeluarkan, dan ditransportasikan antar wilayah negara Republik Indonesia, dibutuhkan sumber daya yang berkompeten. ”Master Training on Risk Analysis for Invasive Alien Species (IAS) Fish and Animal” terselenggara atas kerjasama Food and Agriculture Organization of The United Nations (FAO-UN), Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian dan Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS) selama 5 (lima) hari, 9-13 Mei 2011 di Balai Uji Terap dan Teknik Metode Karantina Pertanian, Rawa Banteng.
Peserta pelatihan berjumlah 20 orang terdiri dari 15 orang petugas Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, 3 orang petugas Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan 2 orang petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Kementerian Kehutanan.
Kegiatan Pelatihan
Kegiatan ini diawali dengan pembukaan oleh kepala Badan Karantina Pertanian yang diwakili oleh Drh. Bambang Erman (Kepala Bidang Keamanan Hayati Hewani). Pembukaan ini juga dihadiri oleh Ir. Islana Ervandiary, MM (National Project Coordinator/NPC), Dr. Ir. Antarjo, M.Sc (Kepala Balai Uji Terap dan Teknik Metode Karantina Pertanian), dan Heri Yuwono, S.Pi., MP. (Kepala Bidang Sistem Perkarantinaan Ikan, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan).
Pelatihan terdiri dari kuliah, praktikum di laboratorium dan kunjungan lapang serta tugas dan diskusi kelompok. Adapun pelajaran pelatihan diberikan oleh:
- Drh. Bambang Erman (Kepala Pusat Keamanan Hayati Hewani, Badan Karantina Pertanian) dengan judul “Konsepsi Kebijakan Pengawasan Invasive Alien Species (IAS) di Indonesia“ dan “Kebijakan Pengawasan Invasive Alien Species (IAS) di Tempat Pemasukan/Pengeluaran”;
- Dr. Achmad Farajallah, M.Sc. (Profesor Zoogeografi, Herpetologi, Sistematika Hewan dan Ekologi Molekular, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor/MIPA-IPB) dengan judul “Pengantar IAS Hewan dan Ikan: Cakupan dan Struktur Informasi” dan “Konsep Klasifikasi Amfibia dan Reptilia”;
- Dr. Elliott L. Potter, B.VSc., Q.D.A.H (Konsultan Internasional FAO-UN) dengan judul “Introductory Focus, Risk Management IAS and Risk Assessment”;
- Dr. Rika Raffiudin (Departemen Biologi, Fakultas MIPA-IPB) on “General Arthrophods”, “Arthropods: Insecta and IAS”, “Arthrophod Subphylum Crustacea and Mollusca”;
- Dr. R.R. Dyah Perwitasari (Kepala Laboratorium Pusat Studi Satwa Primata, Departemen Biologi MIPA-IPB) dengan judul “Klasifikasi Hewan”;
- Ahmad Zahid, M.Si. (Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, IPB) dengan judul “Perkembangan Iktiologi dan Konsep-Konsep dalam Sistematika Ikan”, “Sistem Klasifikasi Ikan” dan “Pengenalan Spesies Asing Invasif”; dan
- Rudyanto, S.Kom. (Konsultan FAO) dengan judul “IAS Database”.
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi, Fakultas MIPA-IPB sementara kunjungan lapang dilakukan ke Dunia Serangga dan Dunia Air Tawar di Taman Mini Indonesia Indah dan Taman Margasatwa Ragunan.
Kegiatan pelatihan diakhiri dengan penutupan melalui sambutan-sambutan yang diberikan oleh Dr. Ir. Antarjo, M.Sc (Kepala Balai Uji Terap dan Teknik Metode Karantina Pertanian), Dr. Achmad Farajallah, M.Sc. (Konsultan FAO) dan ditutup secara resmi oleh Kepala Badan Karantina Pertanian yang diwakili Ir. Islana Ervandiary, MM (National Project Coordinator/NPC). (Fit)